BAHAYA : Tiang Besi di Peron 5 – 6 Stasiun Tanah Abang

Tiang Besi Eskalator Peron 5-6 Stasiun Tanah Abang

Tiang Besi Stasiun Tanah Abang

Sepintas tak ada yang istimewa dengan tiang besi di peron 5-6 Stasiun Tanah Abang ini. Ya, foto itu diambil sore hari saat suasana lengang. Akan lain ceritanya jika foto diambil pagi hari, terutama saat KA 1931 landing di jalur 6.

Mengapa foto tidak diambil saat pagi hari? Jangankan untuk mengambil foto, untuk berjalan menuju eskalator saja perlu ekstra hati-hati. Lengah sedikit, kita bisa terperosok masuk ke dalam celah antara peron dengan kereta, atau terjatuh dan diinjak-injak banyak orang.

Tangga Gladiator Peron 5 – 6

Bisa dibayangkan betapa ganas dan kacaunya suasana peron 5-6 Stasiun Tanah Abang di pagi hari. Apabila dahulu, sebelum Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di ujung utara arah Duri berfungsi. Saat itu kondisi tersebut terjadi di tangga manual tengah atau sering disebut “Tangga Gladiator”, orang saling dorong dan berebut untuk bisa naik ke hall atas untuk tap out ataupun transit.

Kebaret besi pemisah tangga gladiator stasiun Tanah Abang

Banyak kejadian yang menimpa penumpang CL di tangga tersebut, mulai dari terinjak, memar akibat tersodok atau tersikut, jatuh dan hampir terinjak-injak, baju atau tas sobek, sandal atau sepatu lepas dan hilang, bahkan hingga tergores besi pembatas tangga yang memisahkan alur naik dan turun.

Besi pembatas tangga gladiator stasiun Tanah Abang Jangankan manusia bisa tergores, lecet, atau salah urat, besi pembatas di tangga gladiator pun pernah menjadi korban. Saking kuatnya desakan dan dorongan, beberapa kali fondasi tiang tangga hancur yang berakibat tiang penyangga tersebut goyah dan miring, mirip gigi yang akan tanggal.

Pernah pula terjadi sambungan lasnya rontok hingga meninggalkan sisa etanol kering dan tajam. Bisa dibayangkan bila kulit kita tergores… hmmm… rasanya… SANGAT PERIH.

JPO stasiun Tanah Abang

Dengan dioperasikannya JPO di ujung utara peron Stasiun Tanah Abang, kemeriahan penumpang CL berpindah dari tangga gladiator ke eskalator.

“Aduhh… jangan dorong-dorong!”
“Ayooo… sabar-sabar…!”
“Antriii dari belakang…!”
dan berbagai kalimat teriakan, umpatan dan jerit kesakitan pasti akan terdengar di peron 5-6 di pagi hari.

Pertemuan, atau tepatnya “benturan” antara arus turun dan arus naik penumpang di tangga manual dan eskalator tak bisa dielakkan.

Eskalator naik dan turun yang letaknya BERDAMPINGAN dioperasikan BERSAMAAN. Sementara ujung bawah eskalator turun tersumbat antrean penumpang yang akan menggunakan eskalator naik. Yang terjadi adalah arus penumpang turun tersumbat, sementara anak tangga terus bergerak mendorong kaki. Menghindari jatuh, penumpang harus LONCAT-LONCAT bagaikan sedang latihan treadmill.

Petugas PKD hanya mematung, tak bisa berbuat banyak, hanya sesekali meniup peluit dan memperingatkan agar tidak saling dorong. Pernah juga ada yang mengumpat:
“Cuma bayar 3000 aja pada berlagak”,
Umpatan itu langsung disambut koor dari penumpang:
“Huuuuuuuuuuuuu…!!!”
“Yang bikin tarif siapa? Kami bayar sesuai tarif”
“Ga nyadar yaa… loe makan dari 3000 kami!”

Kurang sigapnya PKD untuk mematikan eskalator saat keadaan kacau adalah cerminan KURANGNYA PELATIHAN bagi petugas stasiun.

Bila hanya teriakan, ocehan, dan umpatan mungkin tidak terlalu berbahaya. Sekarang kita perhatikan baik-baik foto tiang besi di peron jalur 5-6 Stasiun Tanah Abang tersebut. Tiang besi itu SANGAT DEKAT dengan eskalator. Saat penumpang saling dorong dengan sangat kuat untuk berebut lolos masuk ke anak tangga eskalator, tak jarang ada orang yang terdorong secara keras hingga TERBENTUR tiang besi baja tersebut. Apa yang terjadi jika kepala yang terbentur? Tiang besi tersebut memiliki 4 sudut yang SANGAT TAJAM dan ada 2 sisi yang menjorok ke dalam. Jika terjadi dorongan sangat kuat, kepala orang bisa terbentur pada sisi yang tajam, akan timbul luka besar, berdarah, dan SANGAT BERBAHAYA!!!

Tiang Besi Yang Aman

Mengapa tiang besi tersebut tidak dibungkus dengan pelindung agar bisa meminimalisir akibat kecelakaan. Bermodal busa spons, perlak atau kain, dan lem, tiang besi tersebut bisa dibungkus seperti tiang-tiang yang ada di taman kanak-kanak, play ground, atau arena bermain. Terkesan simple, sederhana namun dampaknya SANGAT LUAR BIASA.

Desain Playground yang aman

Jika PT KAI atau PT KCJ merasa keberatan dengan dana pengadaan pembungkus tiang tersebut, bisa dijadikan sarana pemasangan iklan. Selain semakin mempercantik desain tata ruang, juga memberikan perlindungan lebih bagi penumpang.

Saat kericuhan pagi hari itu terjadi, sering terlihat staff KAI/KCJ membuat dokumentasi foto dan video. Pernah saya berkomentar, “Jangan hanya bikin dokumentasi, ini bagaimana orang dibiarkan bergulat sendiri-sendiri?”

Sang petugas hanya menjawab, “Iya, Bu, ini baru akan dievaluasi!”

Namun hingga saat ini, tidak ada perubahan apa pun. Baik sistem antrian, pengaturan keluar masuk dan transit tetap dibiarkan “seolah tak ada masalah.”

Bila kericuhan ini dibuatkan dokumentasi video dan dipublikasikan, dipastikan akan lebih viral dibandingkan video perkelahian di KKW beberapa saat lalu.

Apakah perbaikan sarana, prasarana, pengaturan dan pembuatan sistem alur lalu lintas penumpang di stasiun Tanah Abang harus menunggu adanya korban ?

*Opini : Puji Harto & Christiana Erna

*Gambar : Dokumentasi KMP dan Reference For Business

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *