Kemana Sirnanya Nurani PT. KAI & KCJ : Tetap Teguh Pertahankan KERETA KENCANA 1929 ?

Kemana Sirnanya Nurani PT. KAI & KCJ : Tetap Teguh Pertahankan KERETA KENCANA 1929 ?

Pagi ini memasuki gate stasiun Rawabuntu pada pukul 06.36 dan sempat melirik ke papan display terpampang “DI PARUNG PANJANG”. Sedikit terkejut dan langsung menghibur diri “ohh… saya sudah tertinggal KA 1931 yang memang sering lebih awal dari jadwal gapeka, okey sabar menanti KA 1933 yang akan masuk di Rawabuntu 06.48”.
Namun, kembali terkejut saat berdiri di peron mendengar announser “KRL tujuan Tanah Abang keberangkatan awal Maja masuk stasiun Parungpanjang !”. Apaaaa… ??? Sudah jam 06.39 masih di Parungpanjang ? Kemana sirnanya nurani PT. KAI & KCJ ?

Detik demi detik dengan harapan sangat cemas melihat sekeliling yang semakin banyaknya orang hingga terjadi 5 baris antrean dan peron sangat penuh.
Sesekali terdengar suara announser yang hanya mengumumkan update posisi KRL tujuan Maja yang akan masuk di jalur 1.

Saat waktu menunjukkan 06.50 barulah terdengar announser mengumumkan “Jalur 2 akan masuk KRL tujuan Tanah Abang”. Dan tepat pukul 05.52 KA 1931 baru masuk jalur 2 Rawabuntu.

Sekarang, mari kita simak Gapeka 2017 edisi revisi berikut.


Dan marilah kita cermati dan kaji Gapeka tersebut dengan patokan stasiun Rawabuntu (RU) :
KA 1927 pemberangkatan awal Rangkasbitung masuk Rawabuntu pada 06.17
KA 1929 start awal Sudimara – abaikan
KA 1931 pemberangkatan awal Maja masuk Rawabuntu pada 06.37

Kalau pada perka normal, jeda waktu antara KA 1927 – KA 1929 saja sudah membuat penumpang Rawabuntu SUSAH masuk ke dalam kereta, kita bisa bayangkan apa yang terjadi pagi ini ?
Jeda waktu antara KA 1927 – KA 1931 adalah 35 menit, aksi dorong tak dapat dihindari. Walau PPK 1931 sudah mengingatkan “Penumpang dilarang memaksakan diri, namun tetap saja kami ingin masuk daripada terlambat !”
Sambil berusaha masuk saya sempat teriak “ayooo… kasih jalan, masa orang Sudimara bisa masuk kita ga bisa masuk ?”. Hingga akhirnya pintu tertutup sempurna setelah sekian lama mencoba ditutup tapi tidak berhasil.

Sampai di Sudimara, aksi dorong kembali terjadi, banyak sekali penumpang yang memaksakan masuk, hingga saya hanya bisa MENANGIS PASRAH saat dada terhimpit karena dorongan luar biasa dari luar yang ingin memaksakan diri masuk. Posisi saya pas di depan pintu karena saya sudah tidak bisa lagi masuk ke dalam lorong. Dada terasa sakit, bernapas susah, perut tertekan dan akhirnya kepala PUSING. Pasrah yang sebenar-benarnya, apapun yang akan terjadi karena saya sudah berusaha teriak & melarang orang mendorong. Pintu tertutup setelah beberapa kali gagal tertutup sempurna.
Laki-laki sebesar kingkong menoleh dan melihatku menangis, hingga berujar “tolong dong jangan dorong, kasihan yang terhimpit !”
Mata saya melotot “loe yang mendorong mengapa salahkan orang lain !!!!!”
Merasa bersalah hingga akhirnya laki-laki itu sepanjang perjalanan menahan diri agar tidak sampai menggencetku lagi.
Jurang Mangu dan Pondok Ranji, tak satupun penumpang berhasil masuk melalui pintu depanku.

Kegaduhan dan ocehan kemarahan terjadi saat pintu terbuka di setiap stasiun, harap maklum tak ada yang mau tegencet yang separah itu.
Hingga akhirnya 1931 sampai di tujuan akhir stasiun Tanah Abang. Bukan rahasia lagi, keributan dan kekacauan kembali terjadi saat proses transit. Aksi dorong dan injak bahkan cakar bukan hal baru.

Kembali mari kita lihat Gapeka asli 1 April 2017 yang mencantumkan KA 1929 start awal dari Parungpanjang.
SEANDAINYA KA 1929 start awal dari Parungpanjang, pasti hal seperti tadi pagi dan disaat gangguan perka 1931 tak akan terjadi, KA 1929 akan membackup dan MENGURAI KEPADATAN KA 1931.
Masihkah KAI dan KCJ tetap teguh mempertahankan KERETA KENCANA 1929 start awal Sudimara ?
Kemana sirnanya nurani KAI & KCJ untuk menyiksa sebegitu banyaknya roker Greenline ?

FYI : hingga sore ini pukul 15.45 dada & perut saya masih sangat nyeri dan kepala lumayan pusing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *