Langkanya Feeder Dan Sweeper Untuk Transiter

Langkanya Feeder Sweeper Sweeper Untuk Transiter

Pagi ini Perka (Perjalanan Kereta) lintas Red dan Yellow Line terganggu dengan adanya gangguan pada jaringan sutet di Petak Depok. Namun entah mengapa, Greenline menerima imbas dari kejadian tersebut. Perka Greenline pun hancur ditambah dengan langkanya feeder dan sweeper untuk transit roker Greenline dari stasiun Tanah Abang ke arah Manggarai.

Perka Greenline yang seharusnya secara demografis tidak bersinggungan dengan Red dan Yellow Line mendapat imbas dari gangguan tersebut. Kereta berangkat tidak pada jadwal seperti biasanya, headway tidak beraturan, sehingga membuat penumpukan di beberapa stasiun. Tak jarang terdengar omelan dan gumuman marah para roker yang tertinggal kereta pada jam yang biasa digunakan.

Tak hanya sampai disitu, penderitaan roker Greenline belum berakhir. Sesampai di stasiun tujuan akhir Tanah Abang, terlihat di peron jalur 2 dan 3 sangat padat dengan banyaknya penumpang yang sedang menunggu feeder atau sweeper ke arah Manggarai.

Memang, langkanya feeder dan sweeper tidak hanya sekali terjadi bila ada gangguan perka seperti pagi ini. Pemandangan penumpukan penumpang karena langkanya feeder dan sweeper SERING terjadi di stasiun Tanah Abang di pagi hari.

Tidak hanya di pagi hari, saat sore hari juga hampir selalu terjadi langkanya feeder dan sweeper, seperti yang penulis alami dikala berusaha mengejar KA 2034 ( THB – RK) atau KA 2036 (THB – MJ). Saat menunggu hanya tampak banyak sekali rangkaian KRL menuju ke Manggarai namun tak ada yang ke arah Tanah Abang. Dan bahkan announser Sudirman seolah hanya milik peron jalur 2 arah Manggarai. Dan sesekali menyebut “KRL tujuan Angke berangkat Pasar Minggu / Duren Kali Bata / Cawang / Tebet / masuk Manggarai”.

“Mau sampai kapan ya menunggu jadwal feeder Manggarai – THB (Tanah Abang-Red) diprioritaskan. Sepertinya tidak akan ya !” demikian postingan Marulli Gultom roker Greenline yang setiap hari menggunakan KRL Commuter Line untuk moda transportasi dari Manngarai ke Serpong.

Yang menjadi pertanyaan penulis adalah, di saat sudah terjadi penumpukan penumpang, mengapa justru feeder/sweeper tidak langsung diberangkatkan ? Secara sering terdengar “Akan masuk di jalur 3 (THB)  KRL tujuan NMO / BOO / DPK dan KRL berikutnya berangkat Duri ?”. Atau jika sore hari di stasiun Sudirman “Akan masuk di jalur 1 KRL tujuan Karet Tanah Abang, KRL berikutnya berangkat dari Manggarai !” Seperti pagi ini. disaat 3 rangkaian KRL CL Greenline sudah mendarat di Tanah Abang ditambah 1 rangkaian dari Brownline yang sudah terlebih dahulu memadati rangkaian KRL AK – BOO, bayangkan 40 kereta dipadatkan menjadi 8 kereta !

Mengapa harus harus DIBERANGKATKAN secara berurutan berendeng ? Apakah tidak bisa diberangkatkan bila sudah terjadi penumpukan penumpang yang belum terlampau banyak ? Atau… Tidak bisakan PS dan PKD menginformasikan ke PPKA apabila telah terjadi penumpungkan penumpang melalui Radio Panggil / Ponsel jika memang PT. KCJ tidak mampu memasang CCTV sebagai alat kontrol. sehingga tidak terjadi lagi LANGKANYA FEEDER dan SWEEPER ?

Dokumen Foto : Marulli Gultom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *