” Menerka Langkah KAI “

Ada sesepuh di sebuah grup berkata ‘ sialnya KAI itu kalau tidak pas mendekati ulang tahun ya tidak jauh setelahnya ‘ . Kalau saya pikir pikir ada benarnya jika merunut beberapa tahun ke belakang memang kenyataannya benar seperti demikian adanya .

Contoh saat event menjelang hari jadi kemarin KAI ketiban sial diberondong kemurkaan publik akibat bobroknya penyelenggaraan travel fair yang mereka adakan . Sebenarnya saat technical sudah mulai terbaca dan sudah ada yang mengingatkan soal kemungkinan* terburuk yang akan terjadi serta diberitahu untuk sedia langkah penanggulangan . Tapi ternyata mereka bergeming , padahal semua jelas terlihat dan sudah seperti bisul yang siap pecah . KAI mendadak kehilangan profesionalismenya hari itu , entah apa yang ada di fikiran para skuad manajerial saat itu . Dan ternyata saat hari H .. Boooooommm  ….pengunjung membludak jauh diluar perkiraan awal sementara tempat yang disewa pun ternyata tidak terpakai secara total serta counter maupun petugas yang melayani pun jauh dari cukup untuk mengatasi lonjakan drastis pengunjung event . Mulailah mereka kelabakan sampai pada akhirnya KAI memutuskan untuk melibatkan Traveloka dalam pemasaran promo , makin dongkol saja publik dibuat karena cara tersebut . Ya bayangkan saja , ada yang dari jauh bahkan mengantri sejak pagi buta dan rela berdesakan lalu ternyata semua bisa dibeli online , saya sendiri pun rasanya bersedih sampai mau marah namun akhirnya terpingkal pingkal karena ‘ ulah ‘ perusahaan yang katanya berisikan ‘ putra putri terbaik bangsa ‘ itu . Belum lagi crash semakin menjadi karena yang sudah terlanjur hadir di lokasi pun ikut menyerbu Traveloka saking dongkolnya menunggu , tapi celakanya WiFi disana pun minim dengan pengakses yang luar biasa banyak . Server pun sampai down karenanya , ada satu pihak yg melaporkan ke pusat soal itu tapi awalnya pusat tak percaya karena memang tujuan pusat menggandeng partner tak lain supaya kepadatan di lapangan terurai dan meminimilasir terjadinya insiden crash namun sayang fakta di lapangan berkata lain jauh dari apa yang ada di benak eksekutif KAI .

 

Kenapa pada akhirnya saya tertawa ? Pertama , saya kena ‘ sentil ‘ ucapan seorang teman yang dari jauh hari telah menduga event tersebut akan berakhir crash karena memang dari awal desas desusnya terdengar di publik aslinya sudah tercium bau* ketidakberesan yang akhirnya memang benar* kejadian . Kedua , saya merasakan saat itu kok bisa*nya perusahaan semodel KAI dengan semboyannya adalah perusahaan yang ditenagai oleh putra putri bangsa lalu seleksi penerimaan yang rumit dsb membuat suatu kesalahan yang semestinya tidak harus terjadi . Ah tapi memang sudah kodrat , dimana masih ada manusia disitulah pasti akan muncul kesalahan* yang meskipun hanya bersifat sepele . Sejak crash terjadi dan di blow up media , makin ramailah gunjang gunjing publik  terkait insiden tersebut . Grup pencinta KA pun tak luput dari cipratan kuah hangat , tapi beruntung disana masih terbendung karena memang menyorot untuk sudut pandang diskusi . Butuh kurang lebih satu minggu untuk menenggelamkan berita itu dari topik thread para member , lumayan lama walau sebenarnya masih cukup wajar . Maklum , tak sedikit dari puluhan member yg sudah menjadi korban sakit hati akibat ulah KAI dan bahkan bukan hanya sekali . Ha ha ha ..

Kedua , belum lama ini KAI dibuat pusing tujuh keliling akibat hancurnya PERKA efek adanya bencana di beberapa daerah . Diantaranya longsor di lintas selatan Daerah Operasi 2 Bandung tepatnya di petak Cipendeuy-Bumiwaluya , dan satu lagi banjir langganan di lintas kawasan Lapindo atau tepatnya di daerah Porong . Rasanya hampir semua KA terdampak dari musibah itu dan lumayan juga yang terlambat sampai ratusan menit dan harus berputar arah . Untuk kasus pertama jika dikaji lebih dalam maka akan berujung ‘ benturan’ dengan masyarakat sekitar , karena memang salah satu faktor pemicu adalah berubahnya fungsi lahan di TKP dari kawasan terasering dan pelindung dataran tinggi namun pada jangka waktu beberapa tahun berubah menjadi perkebunan penduduk . Hilang sudah ‘ benteng alam ‘ yang seyogyanya adalah salah satu pelindung terkuat dari adanya bencana seperti tanah longsor tadi . Lantas bagaimanakah langkah KAI untuk kedepannya ? Semua masih tanda tanya besar . Tapi ada masukan dari beberapa pihak termasuk dari saya sendiri karena memang dirasa tepat : rekrut lah pegawai* lulusan Geologi untuk lebih terbantu dalam menghadapi kebencanaan , sebab jujur saja sejak semakin berkembang KAI lebih condong fokus pada manajerial ketimbang hal* kecil seperti itu . Padahal yang sepele itu pasti berguna dan akan diperlukan pada waktunya .

Lalu berikutnya soal penyakit menahun di Porong , kira* seperti apa baiknya ? Mengingat jalur tersebut memang ‘ rawan ‘ . Akankah nantinya dilakukan pemindahan jalur ? Atau apa ? Tapi yang jelad disini tentunya besar harapan dari saya juga kita semua untuk KAI lebih cepat tanggap dan tentunya cermat secara menyeluruh . Tidak mungkin cepat dan memang tidak mudah tapi bukan juga tidak dapat terselesaikan toh ? Bravo terus untuk KAI 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *