Railink Terapkan Penomoran Tempat Duduk KA Bandara SHIA

Railink Terapkan Penomoran Tempat Duduk KA Bandara SHIA

Jika selama ini kita bebas duduk di manapun sesuka hati saat naik KA Bandara SHIA, maka mulai hari ini hal tersebut tak lagi bisa.
Kamis, 26 Juli 2018 PT. Railink resmi memberlakukan penomoran Tempat Duduk KA Bandara SHIA.

Saat tim KMp@Cakruk menghubungi pihak-pihak terkait, semua membenarkannya. Pak Rustam Bintono, Manager Passengers PT. Railink memberikan penjelasan Menerapkan pengaturan penumpang seperti KA Jarak Jauh (KAJJ) dengan menampilkan nomor Tempat Duduk karena ada sebagian KA yang akopansinya tinggi. Hal ini sudah diterapkan di Medan sejak awal operasionalnya”.

“Iya sekarang pake nomor Tempat Duduk, walaupun tiket yang dijual sudah sesuai bangku (tempat duduk). Mungkin biar lebih tertib”, papar pak Suhendar – Kepala Stasiun Sudirman Baru.

Ibu Fitri Kusuma Wardani, VP Commercial Passenger PT. Railink lebih lengkap menjelaskan “Pemberlakuan no seat itu supaya penumpang KA Bandara yang dari stasiun Bekasi bisa kami pantau karena di stasiun Bekasi belum steril”. Hal ini untuk mengantisipasi adanya penumpang gelap (tidak mempunyai tiket KA Bandara SHIA).
Apakah tidak bisa dilakukan pengecekan saat penumpang berada di counter/Ruang Tunggu Railink stasiun Bekasi ?
Kembali bu Fitri mengemukakan “Benar, tapi saat naik di peron 1 bercampur dengan penumpang KCI (KRL Commuter Line)”.
Wahhh… kalau kerepotan mengontrol penumpang KA Bandara SHIA di stasiun Bekasi, kenapa Railink tidak membuat jalur rel & prasarana sendiri jika tak mau bercampur dengan penumpang KRL ? Ibu Fitri hanya membalas denga kode “;))” melalui pesan WhatApps nya.

Bila Railink tidak mau bercampur dengan penumpang KRL CL, pernahkah terpikir dengan adanya penomoran Tempat Duduk akan memperlama waktu turun naik penumpang KA Bandara SHIA ? Dan ini pasti berdampak makin lamanya KRl CL kita tercinta untuk menunggu proses boarding tersebut ?

Pak Rustam dan pak Suhendar menanggapi dengan senada seirama “Kalau penumpang bisa langsung masuk dan bisa bergeser didalam kereta. KA Bandara didesain tanpa pintu dalam”.
Hmmm… masih belum terbayang, dengan mendorong koper besar mencari nomor TD dan berpapasan lawan arah dengan penumpang lain yang juga membawa koper di gang sempit dalam gerbong, pppfffhhhh… 🙁
Pak Suhendar memberikan penjelasan lebih lanjut, “Dibantu CSOT (Customer Service On Train). Biar ngga perlu nahan KA Bandara lama-lama”.

Wahhh, ternyata ada CSOT yang membantu mengarahkan sekaligus bisa menjadi porter kah, membawakan koper kita ? Kembali pak Rustam berkomentar “Ya… CSOT…nyampir porter…service excellent, hahahha”.
Keren sekali, No tips ya pak Rustam 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *