SOS : Unit Jalan Dan Jembatan PT. KAI

Unit Jalan Dan Jembatan KAI

Mendekati Tahun Baru Cina atau Imlek yang jatuh pada tanggal 16 Februari 2018, hujan mulai kembali banyak turun. Musim hujan identik dengan gangguan Perka (Perjalanan Kereta). Mulai dari pohon tumbang yang menglintang di rel, dahan tersangkut di kabel LAA hingga banjir yang menggenangi rel. Kadang juga terjadi rel patah yang akan mengganggu kelancaran perka KRL.
PT. KAI sangat bertanggung jawab dan perduli dengan hal itu dan berusaha menangani dengan cepat. Siapa yang bertugas menyelesaikan masalah tersebut ? Tak lain dan tak bukan adalah Unit Jalan dan Jembatan PT. KAI.

Bagaimana dengan kendaraan para petugas Unit Jalan Dan Jembatan?
Angin Peuting Beliung yang melanda petak Kebayoran – Pondok Ranji mengakibatkan pohon tumbang pada 13 November 2018 lalu dengan cepat bisa diatasi oleh Unit Jalan dan Jembatan PT. KAI. Tak sampai 1 jam pekerjaan pembersihan rel seputar Astana Tanah Kusir sudah selesai, Perka kembali normal.

Saat tim KMP@Cakruk menanyakan hal ini “Pak Agung, crew Jalan & Jembatan saat evakuasi pohon tumbang naik apa ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Apakah dianter loko/lori/forklift yang lewat rel atau naik motor/mobil lewat jalan raya biasa ? Kok bisa cepat sekali ?”
Pak Agung, VP Prasarana PT. KCI memberikan penjelasannya “Unit Jalan & Jembatan punya motor lori roda 3 untuk bawa alat mbak. Kalau untuk sampai ke TKP harusnya secepatnya, jadi boleh pakai apapun”.

“Tiap SK (seksi) diberi motor roda 3 (viar) yang dimodif agar bisa jalan di rel atau didarat. Lalu tinggal minta ijin utk pemotongan, walau formalitas krn sdh roboh sendiri. Untuk kasus pohon tumbang di Tanah Kusir.
Motor tersebut kategorinya lori mbak, tapi dipakai di rel kalau perlu saja utk ngangkut peralatan.
Biasanya tetap pakai jalan darat karena jalan di rel harus membuat teleks dulu”, Pak Agung menambahkan.

Membutuhkan telex berarti makan waktu tidak sebentar, kembali pak Agung menjelaskan “Seharian mbak karena harus sepengetahuan Kadaop. Biasanya kalau uji coba jalan minimal 2 hari sebelumnya.
Untuk yang darurat biasanya telepon pak Kadaop ijin untuk atas nama oleh SM Op”.

Pak Rusdianto Manager QC Balai Yasa Manggarai membagikan foto-foto Lori dan motor Viar Unit Jalan dan Jembatan seperti keterangan pak Agung diatas. Dan menambahkan “Tapi kalau Banjir, mungkin jalan kaki.
Jadi, lori ini ditinggalkan di tempat kering atau tidak banjir”.

Sebuah pekerjaan unik namun sangat mulia, walau penuh dengan tantangan dan bahaya tetap harus DILAKSANAKAN.
Terima kasih crew Unit Jalan & Jembatan PT. KAI 🙂

Kendaraan petugas sedang melintas di palang pintu :

Dokumentasi Foto & Video : Rusdianto, Wisnu Kyokusin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *