Cerita dari Jalur Kulon

Panorama diatas Hall Stasiun Maja

(Foto : Tim Redaktur KMP News)

 

KMP News – Tahukah anda tentang jalur Greenline? Ya.. Jalur Greenline atau yang biasa kita sebut jalur kulon, merupakan jalur lintas KRL yang terbentang dari Stasiun Tanah Abang, Jakarta hingga Stasiun Rangkas Bitung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang ternyata juga jalurnya itu memiliki ciri khasnya yang tersendiri daripada jalur lintas KRL yang lainnya dan sebut saja jalur kulon itu memiliki ciri khasnya yang antara lain yaitu track atau jalur kereta yang selalu berkelok – kelok seperti “Huruf S”, kemudian di sepanjang perjalanan juga kita pasti menemukan sawah dan hutan yang sangat banyak layaknya tempat pedesaan di kampung, kemudian juga kita bisa menemukan area jalan tol yang bisa dilihat secara langsung dari dalam KRLnya, kemudian kita juga pasti menemukan aliran kali dan sungai yang selalu kita lewati melalui jembatan, atau bahkan kita juga bisa menemukan stasiun yang latar belakangnya seperti pedesaan layaknya di kampung? pokoknya yang saya sebut itu semuanya ada di jalur kulon ini.

 

Tepat pada hari Jum’at, 14 April 2017 lusa kemarin, saya akhirnya bisa berkesempatan untuk mengelilingi rute kulon secara langsung, karena pada waktu itu juga saya lagi libur aktivitas dan lagi ada waktu kosong, dan secara otomatis juga akhirnya saya bisa kesana untuk pertama kalinya, nah sebelumnya pada hari Jum’at (14/4) kemarin, saya naik KRL tersebut dengan nomor KA 2012 tujuan Maja yang sudah ada di jalur 6 Stasiun Tanah Abang. Awalnya saya mau langsung ke Stasiun Rangkas Bitung, karena berhubungan KRL tujuan Rangkasnya baru masuk di Stasiun legendaris yaitu Stasiun Rawa Buntu dan KRL tersebut ke Tanah Abang terlebih dahulu, akhirnya saya pun memutuskan untuk ke Maja terlebih dahulu.

 

KA 2012 tujuan Maja yang saya tumpangi berangkat dari Stasiun Tanah Abang tepat pada jam 15:35 WIB. Dan disinilah saya mulai merasakan sensasinya perjalanannya di dalam KRL ini. diawal perjalanan, saya langsung merasakan sensasi jalan yang berkelok kelok, layaknya seperti “Huruf S” dari keluar Stasiun Tanah Abang hingga masuk Stasiun Palmerah.

 

Kemudian ketika KRL tersebut berhenti di Stasiun Palmerah, saya langsung disuguhkan dengan gedung Stasiun Palmerah yang megah dan berdiri kokoh layaknya stasiun modern di luar negeri. Oiya Sobat KMP News, tidak hanya Stasiun Palmerah saja yang mempunyai stasiun yang megah, ternyata juga masih ada stasiun megah yang berdiri kokoh di jalur greenline antara lain Stasiun Kebayoran (KBY), Stasiun Parung Panjang (PRP), dan Stasiun Maja (MJ).

 

Setelah pintu KRL tertutup kembali, saya pun kembali merasakan perjalanannya dan ketika KRL yang saya tumpangi mulai memasuki dari area Stasiun Jurangmangu hingga Stasiun Serpong, mata saya langsung terpanah dengan jalan tol di daerah tersebut. karena saya melihat betapa banyak sekali mobil, bus, maupun truk yang berlalu lalang melalui jalan tol tersebut, walaupun saya melihatnya melalui pintu kaca kereta.

 

Setibanya di Stasiun Serpong, KRL yang saya tumpangi berhenti di stasiun tersebut. dan pada saat itu juga saya berpikir seperti ini “mungkin stasiun serpong akan menjadi batas stasiun daerah perkotaan dan daerah desa, karena menurut saya sepertinya setelah stasiun serpong pasti stasiun kesana pasti tempatnya seperti pedesaan“ dan ternyata pikiran saya benar dan tidak meleset, saya pun melewati daerah seperti pedesaan mulai dari Stasiun Cisauk hingga Stasiun Maja yang isinya penuh panorama pedesaan yang sangat asri dan setibanya di Stasiun Tenjo saya mendapatkan kejadian unik yang ada di Stasiun Tenjo, apa uniknya? Uniknya itu peron Stasiun Tenjo itu tidak bisa memuat rangkaian KRL yang memiliki panjang sebanyak 10 Gerbong, dan sebagai imbasnya, perlintasan yang bersebelahan dengan Stasiun Tenjo pun menjadi korbannya dan sebagai intinya “kalau KRL itu masuk stasiun tenjo, pasti perlintasannya masih tertutup sampai KRL itu tidak ada, nah kalau udah tidak ada, maka perlintasannya akan dibuka seperti semula”.

 

Ketika KRL yang saya tumpangi sampai di Stasiun Maja, saya akhirnya turun dari KRL dan menunggu di Jalur 1. Karena KRL tujuan Rangkas Bitung baru tiba di Stasiun Daru menuju Stasiun Maja dan secara otomatis juga saya pun memanfaatkan waktu nunggunya dengan mengambil foto dan mencoba fasilitas yang ada di Stasiun Maja.

 

Tepat pada jam 17:58 WIB, KRL dengan Nomor KA 2022 tujuan Rangkas Bitung tiba di jalur 1 Stasiun Maja, penuh penumpang sudah biasa bagi KRL tujuan Rangkas Bitung, karena KRL tujuan Rangkas Bitung itu adanya setiap 1 jam sekali, dan ditambah juga pada waktu itu masyarakat sedang libur Isa Al Masih, jadinya wajar saja kalau KRL tersebut dipenuhi oleh penumpang yang menuju ke rumahnya kembali, setelah merasakan waktu liburannya di Jakarta.

 

Dan ketika pintu KRL sudah tertutup, saya akhirnya juga merasakan kembali perjalanan saya dari Stasiun Maja – Rangkas Bitung yang dipenuhi dengan hutan yang lebat dan sepi, karena waktu sore sudah berganti menjadi malam. Dan disepanjang perjalanan juga saya melihat proyek Double Track dan LAA dari Stasiun Maja hingga Stasiun Rangkas Bitung yang belum selesai proyeknya.

 

Setibanya di Stasiun Rangkas Bitung pada jam 18:30 WIB. Penumpang KRL langsung berhamburan keluar menuju gate pintu keluar. Pintu barat dan pintu timur pun sudah dipenuhi oleh penumpang yang ingin keluar, dan pada saat itu juga saya pun memutuskan untuk mengabadikan momen itu melalui foto sebagai kenang – kenangan. Dan tepat pada jam 18:50 WIB, KRL tujuan Tanah Abang sebagai KA 2069 yang tersedia di jalur 2 akhirnya akan diberangkatkan kembali, dan saya juga akhirnya kembali naik KRL untuk menuju ke Tanah Abang dan lanjut perjalanan menuju pulang ke rumah di Bojong Gede, Bogor.

 

Banyak sekali cerita yang saya petik dari kejadian ini, memang peristiwa ini menurut saya masih banyak sekali ceritanya. Tapi menurut saya sudah cukup. Dan pesan dari tema ini yaitu “semoga pemerintah terutama KAI dan KCJ atau mitra kerjasamanya bisa menyelesaikan proyek Double Track LAA di lintas Maja – Rangkas Bitung. Agar bisa mengangkut penumpang yang lebih banyak dan jadwalnya bisa bertambah, bukan hanya greenline saja yang ditambah jadwal, melainkan lintas lain juga bisa ditambah jadwalnya. Supaya bisa lebih baik dan lebih manusiawi”.

 

Sumber Lampiran Gambar : Tim Redaktur KMP News

 

JR 205-42F tujuan Parung Panjang di Stasiun Tanah Abang

 

Pemandangan Sore di Stasiun Maja

 

Pemandangan di Sekitar Stasiun Maja

 

Stasiun Rangkas Bitung

 

Kepadatan Penumpang di Pintu Barat Stasiun Rangkas Bitung

 

Kepadatan Penumpang di Pintu Timur Stasiun Rangkas Bitung

 

KRL JR 205 yang sedang berhenti di Jalur 2
Stasiun Rangkas Bitung

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *