Ditinggal Kereta di Stasiun Tebet

Ditinggal Kereta di Stasiun Tebet
Kondisi Stasiun Tebet adalah : lantai peron lebih rendah dari lantai kereta. Jangan kan perempuan, lelaki pun bisa kesulitan mendorong badan naik, apalagi dalam kondisi kereta padat hingga di bibir pintu. Minim tempat untuk kaki. Sulit mencari pegangan untuk tangan.

Stasiun Tebet di pagi hari adalah stasiun transit alternatif bagi pembayar jasa tujuan Sudirman Tanah Abang. Hingga sekitar pukul delapan, peron jalur dua didominasi mereka.

Kondisi lain adalah kurang nya kepedulian dan solidaritas di masa ini. Hal lain adalah posisi serba salah laki-laki masa ini kalau sampai sentuh perempuan. Mulai dari larangan agama sampai tudingan pelecehan.

Saya bersimpati kepada para pemburu presensi yang terpaksa tak bisa ikut naik kereta. Dalam hal ini khusus nya para perempuan transiter di stasiun Tebet yang tak bisa “memanjat” ke lantai kereta. Tempat sebenar nya masih ada. Tapi tak bisa “manjat”, tak ada yang bantu “manjat”, dan tak ada yang beri ruang untuk kaki, adalah kondisi yang dihadapi.

Saya menghimbau mereka yang berdiri di bibir pintu untuk selalu mau bantu orang yang tampak mau ikut. Jangan berdiri memagar menghalang. Buat kaum perempuan, kalau dibantu naik, mudah-mudahan tidak reaktif macam akan diperkosa atau ditulari penyakit. Buat yang berdalih “sudah penuh”, percaya deh, selama perut masih vertikal dengan kaki, artinya masih ada ruang untuk bertambah himpitan. Kecuali kalau badan dengan kaki sudah membentuk sudut 30-60 derajat, baru deh teriak: peeenuuuhhhhh!!!!

Dokumen Foto : Google Map

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *