KACAU : Efek Penataan Peron Stasiun Duri

Penataan peron stasiun Duri yang mulai dilaksanakan pada hari Minggu 25 Maret 2018 ternyata membawa efek yang kurang menyenangkan. Hal ini dirasakan oleh para roker (rombongan kereta) khususnya lintas Brownline.

Roker Brownline yang biasanya menggunakan peron jalur 4 harus mengikuti aturan dari pihak stasiun Duri :

Jalur 1 jurusan Angke, Jatinegara
Jalur 2 jurusan Bogor, Nambo
Jalur 3 & 4 khusus untuk KA Bandara SHIA
Jalur 5 jurusan Tangerang

Abdur Rachman roker Bekasi – Rawabuaya memberikan evaluasi untuk perubahan penggunaan peron tersebut “Betapa sempitnya Peron Jalur 5 Jika Digunakan Untuk Transit. Tidak Jarang Terjadi Cekcok antar Sesama Roker/Petugas Stasiun. Semoga Menjadi Evaluasi KCI/Memikirkan Kembali Penggunaan Jalur 5 Duri Tersebut yang Sempit Serta Tidak ada Sirkulasi Untuk Keluar/Masuk Penumpang”.

Dan kekacauan benar-benar terjadi, apalagi hari Senin saat hari pertama pelaksanaan penataan peron di stasiun Duri tersebut.
Para penumpang yang belum terbiasa mengaku KESULITAN untuk transit maupun untuk tap out keluar stasiun.

Penumpang juga diarahkan transit melalui rel (melintas rel). Kondisinya sudah seperti barisan pengungsi perang.

Perubahan pengaturan peron stasiun Duri tanpa adanya sosialisasi sebelumnya membuat keadaan sangat kacau. Aksi dorong tak bisa dihindari. Penumpang jatuh, terbentur dan tergencet atau terinjak bukan hal yang aneh lagi. Jeritan, pekik kesakitan dan ucapan kata kasar tak bisa dipungkiri. Semua bisa dimaklumi karena situasi. Apalagi pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari.

Apakah PT. KAI dan KCI akan membiarkan keadaan seperti ini terus berlangsung, seperti keadaan sistem di stasiun Tanah Abang yang lebih parah dan ganas ?

Dokumentasi foto & video : Abdur Rachman, Muh. Ikhbal, Dendy Sutandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *