Menangis di Gerbongku

Suasana kemejretan KA 1931 membuat seorang perempuan Menangis di Gerbongku

Tentang KA 1931

Pagi ini KA1931 SANGAT MEJRET… Ntah apa yang terjadi di sputar Sudirmara dan Pondok Ranji… Kok mereka ga naik KA1929 yang SANGAT SPESIAL disediakan buat mereka… Apakah krn KA1929 itu memang KEPAGIAN buat mereka… Hanya mereka yang tahu… #diwenehi ati ngrogoh rempelo… Dikasi rangkaian kosong masih juga bikin makin mejretnya KA1931… Jadi apa maunya mereka… 🤔

Perjalanan yang sangat berat dan melelahkan…  Berkali-kali kuharus berjuang agar tidak tumbang menimpa Oma dan opa sepuh di depan ku… Namun bila posisi kereta sangat miring ke kanan… Tak kuasa ku menahannya dan hanya bisa berteriak “PEGANGANNN… taruh HP… Jangan NYENDERR !”
“Apa… Ini pegangan… Liat !” Sahut bapak-bapak montox dibelakangku.
“Pegangan ya nahan pakkk… Kalau cuma pegangan tapi badan tetep lengket ke saya itu tetep aja nyender… !!” Jawabku.

Melihat perdebatan ku, laki-laki kecil sebelahku tersenyum… Dannn… Paaass… Saat kereta melaju melintasi Bumi Bintaro Permai laki-laki kecil itu membuat sedikit gerakan kebawah membungkukkan badan… Si laki-laki semox yang tetap santai bersama HP nya terlihat oleng dan akan jatuh… “Nahh… Jatuh kannn… Itu nyender pakkk… Kalau ga nyender dihindari gitu ga bakal jatuh !”
Laki-laki kecil sebelahku tertawa terbahak bersama rekan-rekan yang dibelakang.

Kebayoran… Banyak yang turun dan banyak yang naik… Terdengar teriakan “aku hamillll… Aku hamillll… !”
Duhhh… Ini bumil kok ya naik jam sgini di 1931… Mana bisa… Kuteriakin saja “puenuhhh LANSIA !”
Tetap saja “ada yang hamillll… Ada yang hamillll… !”
Sontak ada koor “puenuhhh… Lansia… Orang tuaaa… !”

Memasuki Palmerah… Tetap padat… 1931 memang tiada duanya… !!!
Saat kusedikit menoleh ke kanan memastikan orang tidak bersandar kulihat… Seorang perempuan muda matanya memerah… Lalu kutanya… “Sakit… Mau pingsan… Hamill… ?”
Dgn jawaban lemah “sakit Bu… Kedorong… kesikut… ini punggung jadi sakit sekali. ..” 😭😭😭
Ku tak bisa berbuat apa-apa… Hanya bisa berkata… “Lihat… Ini mbaknya nangis .. PEGANGANNN… Kasihan dia… !”
Si bapak montox pun angkat bicara “ini kereta memang sudah tidak manusiawi… Perlu dipanjanginn… !”
Mendengar itu… Langsung kusahut… “Ngarep manjangin nambah gerbong susah pak… Gerbongnya ga ada, udah dipakai semuaa… Andai kreta sebelum ini saja… Start dari Parung Panjang… Ga mungkin ini separah ini !”
Si bapak masih nimpalin penasaran “apa maksudnya, semua kereta kan dari kulon !”
Makin semangat saya menjelaskan sekalian biar orang Sudirmara dengerrr… “Jadi gini pak… Sesuai jadwal yang baru, kereta sebelum ini (1929) dijadwalkan berangkat dari Parung Panjang… tapi entah kenapa atau permintaan pejabat yang tinggal di Sudirmara… Itu kereta start awal dari Sudirmara bukan dari Parung Panjang, sudah dikasi kreta kosong… Orang Sudirmara nya bilang KEPAGIAN .. alhasil tetep ikut di kereta ini, mana jadwal sebelumnya (1927) dari Rangkas Bitung penuh juga .. bodong kan… ?”

Si bapak mulai paham “yaaa… Yaaa… mereka harusnya mikir yaa… Lebih baik naikin dikit2 walau rute panjang dan jauh daripada jeda waktu jauh akhirnya numpuk di satu jadwal, Jadi ga bisa itu kereta dibalikin ke Parung Panjang ?”
Kujawab sengit “tim kmp@cakruk.com sudah berusaha bicara dengan Kepala Stasiun Rawabuntu-Parung Panjang tapi tanggapan mereka malah belaian roker Sudirmara yang kata nya stasiun paling padat, padahal saya sudah coba naik itu kreta (1929) longgar tuhhh masi muat Kalau start Parung Panjang. Kami jg sudah kirim surat ke KCJ-1, KAI-1 dan Menhub tapi belom ada tanggapan, ntah apa yang harus kami lakukan lg !”
“Yaaa… Sudahlah… Smoga pejabatnya lama2 menyadarinya… Yukkk kita turun… Semuaaaa… Jangan dorong-dorong !”

Tak terasa perjalanan berakhir di Tanah Abang… Dan kulihat si mbak masi berlinang… Maafkan aku mba belum bisa berbuat banyak… tapi tim KMP masi berusaha agar roker kulon lebih diperhatikan !

#buat para Kepala Stasiun Rawabuntu-Parung Panjang, pejabat KCJ dan KAI, jajaran Kemenhub… Lihatlah keringat dan air mata kami… Masihkan anda tertawa lebar melihat buliran2 peluh dan air mata kami… Atauu… Kami tunggu campur tangan Tuhan untuk mengetuk hati nurani anda yang sudah lenyap ntah kemana… ?
#perempuan_dalam_kereta

 

*Foto : Dok Isaac Yulianto

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *