Menjadi Rangkaian Kelima, Tokyo Metro 6000 Seri 6120F Pergi ke Jakarta

Tokyo Metro 6000 Seri 6120F Ketika Masih Berdinas di Jepang (Sumber : Re Digest)

Tokyo, KMP News – Beberapa hari pasca tibanya kapal MV Foresight yang mengangkut 6121F dan 6124F dari Tokyo yang sudah tiba di Jakarta untuk memenuhi kebutuhan armada KRL milik PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), kali ini giliran Tokyo Metro 6000 Seri 6120F yang akhirnya dikirimkan ke pelabuhan untuk dikapalkan ke Jakarta. Adapun pengiriman dari rangkaian Tokyo Metro 6000 Seri 6120F ini sendiri dilakukan pada tanggal 6 Juni 2017 yang lalu, dengan proses pengangkutan dari dipo Shin – Kiba ke pelabuhan Tokyo dilakukan dengan menggunakan truk trailer khusus yang melalui jalan raya pada tengah malam untuk menghindari kemacetan parah akibat adanya kendaraan barang yang mengangkut muatan dengan dimensi yang melebihi batas maksimum dari muatan normal sebuah kendaraan barang.

Tokyo Metro 6000 Seri 6120F merupakan rangkaian pertama dari grup produksi batch 3 di seri 6000 yang mengawali karirnya di Teito Rapid Transit Authority (TRTA) yang merupakan pendahulu Tokyo Metro pada tahun 1977, yang dimana rangkaian tersebut dibuat pada tanggal 7 Oktober 1977 oleh Kawasaki Heavy Industries di Kobe dalam rangka mengantisipasi pertambahan penumpang yang terjadi setelah perpanjangan Chiyoda Line ke Yoyogi – Uehara yang resmi dibuka pada tahun yang sama yang juga pada saat yang bersamaan pula layanan terusan ke Odakyu Odawara Line dimulai. Sama seperti rangkaian Tokyo Metro 6000 Seri 6121F yang telah dikirimkan ke Indonesia, rangkaian Tokyo Metro 6000 seri 6120F merupakan rangkaian model perbaikan minor dari batch 1 dan 2, dengan perubahan yang diterapkan seperti halnya yang telah disebutkan di berita sebelumnya.

Waktu ketika pemasangan AC untuk rangkaian yang awalnya dibuat sepenuhnya tanpa AC dilakukan pada periode 1988 – 1994, dan rangkaian ini dipasangi AC yang ditenagai oleh static inverter (SIV) berkapasitas 120kVA tipe NC-FAT120A buatan Mitsubishi. Namun karena awalnya rangkaian ini merupakan rangkaian yang dibuat sepenuhnya tanpa AC, maka TRTA (Pendahulu Tokyo Metro) mengakalinya dengan menggunakan sistem spot untuk menyebarkan angin dari AC di dalam interior yang dimana sistem ini terdiri atas lubang AC yang berukuran kecil namun dalam jumlah banyak dengan lubang AC tersebut dipasang di pipa penyuplai angin AC, dan penyebaran anginnya dibantu oleh kipas angin yang dipasang tepat di posisi bekas lubang ventilasi sisi interior.

Tidak hanya itu saja, lubang ventilasi yang terdapat di atap juga disegel secara total, dengan perangkat lubang udara untuk ventilasinya sendiri dibongkar sepenuhnya. Dan teknik ini sebelumnya telah dipergunakan ketika melakukan pemasangan AC pada rangkaian Tokyo Metro 5000 yang beroperasi di Tozai Line, dan teknik ini dikatakan cukup sukses untuk dapat mewujudkan pemasangan AC pada rangkaian KRL milik TRTA yang sejak awal dibuat sepenuhnya sebagai KRL tanpa AC jika dibandingkan dengan rangkaian Tokyo Metro 6000 batch 4 ke atas yang dibuat sebagai grup yang dapat dipasangi AC meskipun pertama kali masuk dinas reguler sebagai rangkaian tanpa AC, tentunya struktur atap maupun langit – langit interior antara batch 3 ke bawah dan batch 4 ke atas memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Berdasarkan standar perawatan armada yang berlaku di TRTA maupun penerusnya yaitu Tokyo Metro, rangkaian yang telah mencapai umur dinas di kisaran 20 tahun keatas dengan patokan dasar yaitu ketika rangkaian tersebut telah memasuki umur 24 tahun, maka rangkaian tersebut wajib menjalani peremajaan skala besar dengan istilah teknis pekerjaannya yaitu B – refurbishment untuk memperbarui kinerja teknis maupun tampilannya. Dan rangkaian Tokyo Metro 6000 Seri 6120F sendiri menjalani proses peremajaan tersebut sekitar 20 tahun yang lalu, yaitu pada 29 Agustus 1997, yang dimana ketika itu umur dinasnya rangkaian Tokyo Metro 6000 Seri 6120F hampir menginjak usia 20 tahun yang apabila dihitung dari tanggal pembuatannya yaitu 7 Oktober 1977.

 

Tokyo Metro 6000 Seri 6121F di Dipo Shin – Kiba, Jepang (Sumber : Re Digest)

Ketika rangkaian tersebut menjalani peremajaan di bengkel Shin – Kiba, yang dimana bengkel Shin -Kiba dibangun oleh TRTA untuk menangani peremajaan KRL milik TRTA yang menggunakan lebar rel 1067 mm, kemudian perangkat traksi yang dipasang untuk menggantikan traksi chopper yang sebelumnya dipergunakan oleh rangkaian ini yaitu traksi IGBT-VVVF 3 fasa yang berbasis dari modul traksi IGBT-VVVF yang dipergunakan di KRL seri 9000 yang dimana grup produksi batch 2 milik Namboku Line yang diperkenalkan pada periode Maret 1996 dan pada saat itu merupakan KRL seri terbaru yang dimiliki oleh TRTA.

Dan hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi listrik secara besar – besaran yang berefek pada berkurangnya emisi pada lingkungan, penurunan biaya perawatan dan juga penurunan dari total biaya yang dikeluarkan oleh TRTA untuk tarif bulanan dari pemakaian listrik untuk pengoperasian KRL.

Selain perangkat traksi, kabel kelistrikan maupun perangkat kendali masinis yang terdapat di kabin dan berbagai perangkat teknis lainnya diganti maupun diperbarui untuk meningkatkan ketahanannya selama pemakaian dalam jangka waktu yang cukup panjang pasca peremajaan skala besar. Di samping itu, untuk tampilan eksterior maupun interior diperbarui untuk menyegarkan penampilan kereta secara keseluruhan serta meningkatkan aksesibilitas terhadap penumpang, yang diantaranya yaitu dengan memasang ruang untuk kursi roda di kereta nomor 2 dan nomor 9, kemudian mengubah jendela samping dari jendela 2 bilah bertingkat seperti yang dimiliki oleh sebagian rangkaian Tokyo Metro 6000 batch 1 yang masih menggunakan traksi chopper menjadi jendela bilah tunggal dengan bukaan yang mengarah ke bawah, dan sebagainya.

Dan adapun pula, untuk rangkaian ini juga telah memakai display tujuan bertipe LED triwarna (merah, jingga dan hijau) sejak tahun 1991, tepatnya 6 tahun sebelum peremajaan skala besar dilakukan, yang dimana penggunaan display LED ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dari nama stasiun tujuan yang ditampilkan di display, sehingga penumpang dapat mengetahui stasiun tujuan dari kereta yang akan dinaiki secara lebih jelas.

Pasca mengakhiri dinas regulernya di Jepang pada tanggal 21 Mei 2017 yang lalu, rangkaian tersebut sebelumnya diperiksa terlebih dahulu di dipo Ayase untuk menjalani uji kelayakan dalam rangka persiapan dinas di wilayah KRL Jabodetabek, kemudian setelah itu rangkaian dikirim ke dipo Shin -Kiba untuk persiapan pengiriman ke Jakarta sebagai KLB angkutan bukan untuk penumpang dengan nomor perka yaitu A1370S.

Dan ketika berita ini diturunkan, belum ada informasi terbaru tentang rangkaian Tokyo Metro 6000 VVVF yang telah mengakhiri dinas regulernya untuk dirucat atau dikirimkan ke Indonesia. Lalu siapakah rangkaian terakhir dari grup pembelian tahun ini yang akan dikirimkan ke Indonesia? Mari kita tunggu berita selanjutnya dan tunggu berita berikutnya hanya di KMP News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *