Lanjutan Cerbung Panggil Dia Ibu : Episode 12
Sosok perempuan yang bernama Calista yang beberapa hari ini mulai dekat dengan Wawan, semakin membuat hati dan perasaan Yulia sedih. Tak bisa dipungkiri, hati Yulia seperti tidak ikhlas mantan suaminya itu punya hubungan tertentu dengan perempuan berhijab itu. Dan tidak dapat dibohongi juga, rasa cemburu itu terselip dalam hatinya. Ya. Secara, perempuan itu wajahnya lebih cantik, lebih terawat dan yang pasti berhijab. Tidak seperti dirinya.
Yulia tidak tahu, apakah Wawan menyukai perempuan itu atau tidak. Namun bila Yulia menganalisa karakter seorang laki-laki, tentunya semua laki-laki pasti akan tertarik dengan Calista. Selain cantik, perempuan itu juga sepertinya sangat terpelajar dan pintar. Dan yang paling membuat hati Yulia semakin sedih adalah, Elmeira dan Habibi sangat menyukai perempuan itu. Semua itu terlihat dari gerak tubuh dan sikap kedua anaknya itu kepada Calista.
Ya. Semenjak kejadian di stasiun Duren Kalibata saat itu, Yulia sering mengintai dan mengintip mereka di dalam kereta. Bahkan sekarang Yulia tahu, bahwa Wawan dan kedua anaknya tinggal di daerah Bojonggede. Saat itu Yulia pernah melihat mereka turun di stasiun Bojonggede. Tadinya, Yulia mau mengikuti mereka sampai di rumah, namun dibatalkan karena untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
Beberapa kali Yulia sering duduk menyendiri di stasiun Bojonggede. Menunggu dan memperhatikan suami dan kedua anaknya naik kereta di stasiun tersebut. Tak henti-hentinya Yulia menyesali perbuatannya waktu dulu. Mengapa dan mengapa. Dia hanya bisa merasakan kerinduan kepada Elmeira dan Habibi tanpa pernah bisa memeluk mereka berdua. Tanpa pernah bisa menangis dan menyesali perbuatannya di pelukan mereka. Justru yang ada Yulia selalu diusirnya.
Yulia tidak bisa seperti ini terus, dia harus melakukan sesuatu. Dia harus berkorban apapun caranya agar kedua anaknya mau menerimanya dan memaafkannya. Terlebih saat ini ada sosok Calista hadir. Yulia tidak boleh menyerah. Karena, dia rindu sekali Habibi dan Elmeira memanggilnya dengan sebutan Ibu seperti dulu. Dia ingin Elmeira dan Habibi berlarian menuju ke pelukannya kemudian memanggilnya dengan sebutan “Ibu”
Sedari tadi Yulia memperhatikan seorang laki-laki di dekat pintu berusaha untuk berbuat macam-macam kepada Elmeira anaknya. Ya. Dari stasiun Citayam, laki-laki bertubuh kurus itu seperti mengincar tas warna hitam yang sedang dibawa oleh Elmeira. Dari dekat kursi prioritas, Yulia memperhatikan setiap gerak-gerik laki-laki itu. Wajah Yulia ditutupi masker, insya allah tidak mudah dikenali wajahnya oleh Elmeira ataupun laki-laki itu.
Situasi penumpang di kereta tujuan Jakarta Kota pagi itu lumayan penuh. Hampir tidak ada ruang untuk bergerak. Namun mata Yulia tetap tertuju kepada putrinya yang sepertinya keselamatannya sedang terancam oleh laki-laki yang sedang berdiri di belakangnya. Sesekali tangan laki-laki itu bergerilya agar bisa mengambil tas atau dompet yang dibawa oleh Elmeira. Sedangkan sedari tadi, Elmeira tidak menyadarinya sama sekali. Dia asyik berdiri di depan pintu kereta seperti penumpang lainnya.
Sampai di detik berikutnya, Yulia melihat laki-laki itu mulai mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya. Yulia terbelalak kaget. Untuk apa pisau itu dikeluarkan. Astagfirullahaladzim, sempat-sempatnya dalam situasi sesak penumpang seperti ini, laki-laki itu mengeluarkan pisau kecil segala. Namun karena kondisi penumpang penuh, laki-laki itu belum bisa melakukan aksi berikutnya. Karena kanan kiri dan depan belakang, dipenuhi orang semua yang akan melakukan aktivitas.
Hingga akhirnya, laki-laki itu kedua matanya celingak-celinguk melihat keadaan sekitar. Dan saat mata itu menatap mata Yulia, kedua mata laki-laki itu langsung melotot menantang. Namun rupanya Yulia tidak takut, dia balas melotot ke wajah laki-laki itu yang sudah dipastikan adalah seorang copet. Yulia menatap mendelik wajah pencopet itu tanpa rasa takut sama sekali. Dan sepertinya copet itu tidak menyangka bahwa Yulia akan balik melawan.
“Beberapa saat lagi kereta akan tiba di stasiun Depok. Kepada para penumpangnya yang akan turun, dimohon untuk segera mempersiapkan diri. Agar selalu diperhatikan barang-barang bawaan anda jangan sampai tertinggal di dalam kereta atau tertinggal. Kereta akan masuk di jalur satu. Dan pintu yang akan di buka adalah pintu sebelah kiri dari arah datangnya kereta. Stasiun Depok.”
Suara announcer di dalam kereta mulai terdengar bergema. Dan di saat itu pula copet yang sedang mengincar tasnya Elmeira segera bersiap-siap untuk beraksi. Yulia melihat semua itu. Dia tidak bisa tinggal diam, dia harus melakukan sesuatu. Dia tidak ingin putrinya dijahati oleh orang lain. Apalagi copet. Tidak akan pernah rela.
“Copeeettt. Awas copeeettt!”
BERSAMBUNG ke episode berikutnya…
Hak Cipta Milik : Fakhrul Roel Aroel Hidayat