Genap 4 tahun yanga lalu, tepatnya tanggal 9 Desember 2013 telah terjadi kecelakan KRL di petak Kebayoran – Pondok Ranji atau Pondok Betung Pesanggrahan Jakarta Selatan.
Lokasi yang tak jauh dari lokasi Tragedi Bintaro 1, sehingga hingga saat ini peristiawa tersebut disebut sebagai Tragedi Bintaro 2.
Peristiwa itu terjadi ketika KA 1131 menabrak sebuah truk tangki premium Pertamina dengan kapasitas 24.000 liter pada Senin pagi. KA 1131 yang berangkat dari stasiun Serpong sekitar pukul 11.01 menabrak tangki tersebut pada pukul 11.25. Benturan yang cukup keras menimbukan percikan api, sehingga dengan mudah membakar tangki premium dan meledak pada pukul 11.30.
3 kereta terdepan terguling karena kerasnya bebturan. Percikan api membara menjadi kobaran api yang membakar KKW (Kereta Khusus Wanita) dan kereta 2. Sehingga korban lebih banyak kaum wanita yang berada di KKW.
Peristiwa ini memakan 78 korban, 2 penumpang wanita meninggal dan yang lain mengalami luka berat & ringan.
Para korban segera dilarikan ke RS Veteran Suyoto yang berada di Jl. Veteran Rempoa.
Masinis, Asisten Masinis, Teknisi Kereta 1131 meninggal karena posisi mereka terjepit di kabin masinis. Para crew KRL Tokyo Metro seri 7000 tersebut meninggal atas usahanya menyelamatkan para penumpang. Bisa saja saat mereka tahu akan menabrak tangki meloncat keluar dari dalam kabin untuk menyelamatkan diri. Namun… Atas keterangan beberapa saksi penumpang yang selamat, mereka berjuang menyelamatkan para penumpang.
Sebelum ledakan terjadi bahkan teknisi sempat mondar-mandir untuk membantu evakuasi para penumpang.
Dan juga berusaha menyelamatkan masinis yang terjepit, sehingga saat ledakan terjadi mereka bertiga meninggal dalam kobaran api.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Dirut KAI Ignasius Jonan dan Dirut KCJ Ignatius Tri Handoyo menyesalkan peristiwa ini terjadi. Atas kelalaian pengemudi truk tangki Pertamina yang menerobos palang pintu kereta saat alarm sudah berbunyi. Memang di daerah itu terkenal dengan kemacetan yang luar biasa, namun tindakan menerobos palang pintu kereta yang mengakibatkan begitu banyak korban adalah perbuatan yang SANGAT TIDAK MANUSIAWI.
Pengorbanan 3 crew KA 1131 Darman Prasetyo (25), Sofyan Hadi (20), dan Agus Suroto (24) subgguh mulia. Atas jasa dan pengorbanan mereka maka ketiga nama tersebut diabadikan menjadi nama-nama balai di lingkup PT. KAI.
Nama masinis Darman Prasetyo diabadikan untuk Balai Pelatihan Teknik Traksi Yogyakarta. Kawah candradimuka bagi para masinis dan asistennya KRD (Kereta Diesel – Lokomotif) Balai Pendidikan dan Latihan Darman Prasetyo Yogyakarta.
Nama asisten masinis Agus Suroto dinafikan untuk memberi nama Balai Pelatihan Operasi dan Pemasaran Bandung. Ditempat digunakan untuk mencetak tenaga operasional, seperti pemimpin perjalanan (PPKA) dan kondektur, sehingga bernama Balai Pendidikan dan Latihan Agus Suroto.
Sopyan Hadi teknisi KRL, namanya dikenang untuk memberi nama Balai Pelatihan Teknik Prasarana Bekasi. Balai pendidikan bagi teknisi rel dan kereta api ini kemudian bernama menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Sopyan Hadi.
Sebagai bentuk penghormatan dan agar mereka selalu dikenang, PT. KAI juga membuat prasasti peringatan Tragedi Bintaro 2 di stasiun Tanah Abang. Di dinding Hall lantai 2 terpahat 3 patung crew KA 1131 tersebut.
Terima kasih kami untukmu para martir KRL, jasamu akan selalu kami kenang. Semoga kau mendapatkan tempat yang SANGAT LAYAT di sisi Yang Maha Kuasa, AMINN.
Dokumen Foto : Wawan Kurniawan, Wikipedia