Bagi roker Greenline, beberapa hari ini khususnya di pagi hari, Perka (Perjalanan Kereta) sangat kacau. Tak kira-kira disaat cuaca sangat bersahabat dengan kita, tak ada badai dan hujan perka hancur. Keterlambatan kereta diatas 10 menit sangat dirasakan oleh para roker Greenline.
Tak hanya di group-group WhatsApp, di media sosial pun ramai orang mengirimkan foto tentang dampak hancurnya perka Greenline tersebut.
Tak seperti lintas Red-Yellowline atau Blueline yang kedatangan KRL nya hanya butuh menungu 3-5 menit, Greenline dengan jadwal perjalanan KRL yang masih sedikit sangat gampang untuk dianalisa.
Pertumbuhuhan dan peningkatan jumlah penumpang yang tak sebanding dengan penambahan jumlah rangkaian dan jadwal perjalanan sangat berasa disaat adanya Perka hancur seperti beberapa hari ini.
Melihat fenomena ini tim KMP@Cakruk mulai mencari penyebab hancurnya Perka Greenline di pagi hari. Dan menurut informasi penyebabnya adalah pemasangan wesel untuk Double Track Maja – Rangkasbitung. “Weselnya sudah tersambung. Sekarang MTT pemadatan pecok. LAA dikebut”, kata seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Butuh berapa lamakah pemadatan ? “1 bulan”, sumber menambahkan keterangan.
“LAA kan gardunya udah jadi, Gardu LAA OK.Progres jaringan LAA RK-MJ.
PLN masuk Prioritas”, tambahnya.
Kapankah kabel LAA mulai dipasang ?
“Udah diusulkan ke Balai Perkeretaapian Jakarta Barat”, sumber melengkapi keterangannya.
Apakah karena hal ini sehingga Perka Greenline kacau ? “Iya, taspat kan pasang wesel baru dari jalur existing ke new track. MJ-CTR-RK. Pengerjaan pagi siang malam”, sumber terus memberikan keterangannya.
Jika saat ini lintas Maja – Rangkasbitung sedang dalam pengembangan, beberapa anggota KMP@Cakruk menanyakan “Jalur 3 MJ belom bisa aktif ya ?”, mengingat jalur 3 stasiun Maja sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk parkir KRL Cadangan / menunggu pemberangkatan sehingga tak mengharuskan KRL tertahan di sinyal masuk Maja.
“Belum, Kurang 1 tiang LAA”, kata sumber tersebut.
Mengingat efek taspat yang sangat dasyat di pagi hari, apakah tidak bisa diusahakan “Lebih cepat lebih baik scr #energi_berkeadilan ?”, tim KMP@Cakruk menyampaikan usul.
“Pihak DirjenKA itu kewenangan.
Jangan lupa, bantuan do’a juga ya… Usaha sedang dikerjakan.
Berdo’a iya. Tinggal Istiqomah aja kita”, sumber mengakhiri keterangannya.
Jika dari sumber sudah memberikan penjelasan, lain dengan pandangan para roker Greenline atau yang melintas di Greenline, masalah pemasangan wesel Double Track Maja – Rangkasbitung. Fachry Abdur Rachman, CEO KMP@Cakruk mengatakan “udah selesai (pemasangan wesel)… tinggal uji coba saja…
LAA tinggal nyambung saja… dr CTR – RK.
Rel sudah tersambung semua dan wesel. Yang belom RK saja. Sinyal sudah pindah semua sudah geser.
Hanya sinyal keluar CTR yang belum di geser dan katanya mau di ganti sinyal baru.
CTR sinyalnya nanti kaya Kebayoran”.
Rekan Xamin Simarsoit, roker Brown Line yang sempat melintas ke Greenline juga memberikan keterangannya, “CTR-RK taspat tadi ya 10 KPJ di beberapa blok gitu juga arah sebaliknya.
Eh kok blok, maksudnya dibeberapa petak”.
Dengan adanya beberapa penjelasan tersebut diatas, muncul pertanyaan
“Kok pakai taspat, padahal yang dikerjakan jalur baru, ga ngaruh harusnya. Kenapa mesti ditaspatkan ?”. Xamin Simarsoit menyanggah “Ngaruh lah… tadi kan aku sendiri naik 1922”.
Wawan Kurniawan roker Yellowline menegaskan “Taspat biar jalur barunya gak geser kena getaran !”.
Xamin juga memberikan informasi “Di MJ juga ada plasser dua biji lagi dinas. (Bukti bahwa proyek DT memang dikebut siang dan malam).
“Plasser ada di jalur non aktif (jalur yang sedang dikerjakan”.
Semoga roker Greenline diberikan kesabaran & ketabahan untuk sementara waktu ini. KCI semoga mampu memberikan mengantisipasi segala dampak yang timbul dan meminimalisir penumpukan penumpang akibat hancurnya Perka.
Dokumentasi foto : Muh. Ikbal, Tom Suherman, Heru Budiyanto