Lanjutan Cerbung Commuterline Love Story : Episode 19
Dua perasaan berbaur menjadi satu saat itu. Antara sedih dan juga bahagia. Itulah yang sedang dirasakan oleh Dhandy saat ini. Masih di lantai atas stasiun Sudirman, Dhandy merasakan kedua hal itu. Sedih karena, Annisa tidak bisa datang ke stasiun Sudirman di saat-saat terakhir Dhandy akan terbang ke Jepang. Karena hanya saat ini waktu yang tepat bagi Dhandy untuk bertemu dengan Annisa sebelum dia pergi. Karena malam ini dia harus sudah siap-siap berangkat. Membereskan barang-barang yang akan dibawa menuju ke sana. Namun ternyata halangan itu masih ada. Mungkin Yang Maha Kuasa memang belum menakdirkan mereka untuk saling bertemu.
Banyak sekali yang ingin disampaikan, banyak sekali yang ingin diceritakan sebelum Dhandy pergi. Namun sepertinya semua itu harus dia tunda hingga saatnya nanti Dhandy pulang dari Kyoto, Jepang. Namun di lain sisi, Dhandy merasa terharu dan kagum atas ucapan Annisa yang terakhir. Dia tidak mengharapkan oleh-oleh apapun, karena oleh-oleh yang sesungguhnya adalah dia pulang dalam keadaan selamat. Di antara semua orang-orang yang tahu akan keberangkatannya ke Jepang, justru Annisa yang tidak mengharapkan oleh-oleh. Sedangkan yang lainnya berbondong-bondong meminta ini dan itu selama Dhandy di sana. Ahhh. Terkadang aneh bila memang dipikirkan.
“Siapa yang telepon tadi Dhan? Cewek itu ya. Yang namanya Annisa itu ya.” Hendro yang masih menemani Dhandy di tempat ngopi itu bertanya.
“Dia nggak bisa datang Ndro. Papinya jatuh dari tempat tidur. Padahal… ini adalah kesempatan terakhir sebelum gue pergi agar bisa ketemuan sama dia. Namun sayang, sepertinya belum saatnya. Padahal gue berharap banget. Berkali-kali mau ketemu, tapi selalu gagal.”
“Yang sabar bro. Semua pasti ada saatnya.” Hendro duduk di sebelah Dhandy sambil menyemangati hati Dhandy.
Dhandy duduk tertunduk. Green tea latte dan Coffee Americano masih tegak berdiri di atas meja dalam kondisi masih utuh. Belum setegukpun direguk. Mungkin rencana Dhandy tadinya, ingin minum bersama Annisa Azzahrah. Namun kini kedua minuman itu seperti tidak berarti. Seperti ikut bersedih atas keadaan Dhandy saat ini.
“Green tea latte-nya sayang tuh bro. Coffee Americano-nya juga.”
“Nggak ada artinya Ndro. Udah nggak selera. Udah buat elo aja.”
“Ya ampun Dhandy Ardiansyah. Sampai segitunya ya lo sama Annisa. Secakep apa sih dia, sespesial apa sih perempuan itu.”
“Nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata Ndro. Yang jelas, gue mulai sayang sama dia. Justru maksud dari perempuan saat ini adalah, gue mau ngungkapin perasaan gue sama dia. Agar dia tahu, bahwa gue serius sama dia.”
“Seyakin itu lo Dhan. Ketemu aja kan baru sekali. Koq bisa secepat itu.”
Gue juga nggak ngerti Ndro. Gue bingung. Elo aja nanya, sedangkan gue sendiri yang ngalamin, nggak bisa jawab kenapa. Secara, gue sama Annisa baru sekali ketemu. Tapi ya mungkin ini hanya dinamakan kekuatan dan getaran cinta Ndro. Terserah elo mau bilang lebay atau norak. Yang jelas, semenjak ketemu sama dia, hati gue nggak tenang. Berusaha untuk ngelupain, tapi tetep nggak bisa. Karena gue pikir, cewek bukan Annisa doang. Masih banyak. Yang pasti setelah gue pulang dari Jepang nanti, gue udah nyiapin surprise untuk dia. Surprise yang mungkin dia sendiri nggak bisa dia duga.
“Boleh gue bantu Dhan. Sepertinya gue tahu bagaimana caranya agar pertemuan elo dengan Annisa nanti, bukan sekedar pertemuan biasa.” Ungkap Hendro tiba-tiba saja.
“Serius lo mau bantu gue Ndro. Nggak ngerepotin nih.”
“Ya nggak lah. Dan gue jamin, elo bajak puas deh.”
“Boleh, boleh. Apa tuh Ndro. Elo punya ide apa.”
Gini ya. Gue itu beberapa minggu ini sering nonton reality show gitu di salah satu station tv. Judul acaranya “KUUNGKAPKAN CINTA”. Jadi di acara itu banyak banget para client yang kirim email ke stasiun televisi tersebut untuk dibuatkan acara yang romantis, indah dan mewah untuk mengungkapkan perasaan kita kepada pasangan kita. Tugas kita hanya kirim email dan datang langsung ke sana setelah mendapatkan respon dari pihak stasiun televisi. Nah, di sana tuh kita dan pihak panitia acara tersebut membicarakan masalahnya. Mau dibikin seperti apa, tempatnya di mana. Semua dibicarakan. Dan yang memfasilitasi ya kru dan acara tersebut.
Seru tahu Dhan. Gue aja kalo liat acara itu jadi baper sendiri. Bahkan ada yang sampai nangis bombay karena saking terharunya. Rata-rata sih diterima terus sih sama ceweknya. Eksekusi pas penembakannya sih macem-macem. Ada yang di pantai, cafe, taman, tempat outbond, Mall dan masih banyak lagi. Dan saat acara penembakan, elo akan disaksikan banyak orang. Karena persyaratan acara itu ya, harus di keramaian. Biar momentnya lebih klimaks. Memang pasti malu sih dilihatin banyak orang. Tapi seru. Keberanian kita dipertaruhkan.
“Nah… pertanyaan gue. Kira-kira elo mau nggak ngikut acara seperti itu. Nanti ditayangin di tv. Ya… walaupun ngga live sih.”
“Mmm… gimana ya. Gue…”
BERSAMBUNG ke episode berikutnya…
Hak Cipta Milik : Fakhrul Roel Aroel Hidayat