JR 203-109F di Jalur 7 Stasiun Manggarai (Sumber : Re Digest)
Jakarta, KMP News – Masih dalam suasana sumringah karena efek dari kedatangan 2 rangkaian KRL seri 6000 dari Tokyo Metro yaitu seri 6119F dan 6132F yang tiba di Indonesia pada hari Selasa (9/5) lusa kemarin. Akhirnya tepat pada hari Rabu (10/5) kemarin atau satu hari setelah kedatangan rangkaian seri 6000, secara mengejutkan juga terdapat 1 rangkaian KRL seri 203 yang pada awalnya dioperasikan sebagai rangkaian formasi 8 kereta (SF8) akhirnya diujicobakan serta memanjang sebagai rangkaian dengan formasi 10 kereta. Dan rangkaian tersebut jatuh ditangan JR 203-109F, yang semasa di Jepang memiliki nomor rangkaian MaTo 69 dan beroperasi di jalur Joban milik JR East.
Rangkaian seri 203-109F akhirnya beredar menjadi rangkaian SF10 yang memiliki formasi cukup aneh dan juga sangat mengejutkan, yaitu dengan adanya 2 kereta kabin bernomor 203-1 dan 202-1 yang merupakan kereta kabin dari rangkaian MaTo 51, sehingga menjadikan 1 rangkaian 203-109F ini menjadi 2 Rangkaian yang masing – masing berformasi 5 Gerbong.
Seperti rekannya, 203-106F, rangkaian seri 203-109F memiliki konfigurasi 4 kereta motor dan 6 kereta pengikut (4M6T). Namun, apabila 203-106F masih memiliki 1 kereta motor lain dengan komponen kelistrikan yang aktif, meskipun hanya ada 4 kereta motor yang memiliki traksi motor aktif sehingga kebanyakan orang menganggap rangkaian tersebut sebagai rangkaian berkonfigurasi 4M6T dan bukan 5M5T, maka dengan itu 203-109F benar-benar hanya memiliki 4 kereta motor yang dikarenakan 2 kereta kabin di tengah rangkaian tersebut merupakan kereta pengikut yang tidak bermesin. Rangkaian ini akhirnya diujicobakan dengan rute Depok-Manggarai-Depok. Berangkat dari Depok sekitar pada pukul 13:00 WIB dan tiba kembali di Depok pada pukul 15:00 WIB
Dengan memanjangnya 203-109F menjadikannya rangkaian SF10 ke-36 yang dimiliki oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) setelah KRL seri 6000 rangkaian 6119F dan 6132F yang baru saja tiba di Indonesia 3 hari yang lalu, dan menjadi rangkaian SF10 ke-16 yang berada di bawah naungan dipo KRL Bogor. Hal ini juga menjadikan kompatriotnya, yaitu 203-108F, menjadi satu-satunya rangkaian KRL seri 203 dengan formasi 8 kereta.
Sejarah dari cerita, Pada tahun 2011, JR East akhirnya memensiunkan KRL seri 203 dari jalur Joban yang akhirnya digantikan perannya oleh KRL seri E233-2000. KRL seri 203 tersebut kemudian pada awalnya dihibahkan ke Perusahaan Kereta Api Nasional Filipina (PNR) sebanyak 9 rangkaian. Namun dari 9 rangkaian tersebut, hanya 4 rangkaian saja yang tiba di Filipina yang dikarenakan konon pihak PNR tidak mampu membayar sisa biaya pengapalan, yaitu MaTo 53 (203-3F), MaTo 54 (203-4F), MaTo 55 (203-5F), dan MaTo 67 (203-107F). Dan sisa 5 rangkaian yang tidak jadi dikapalkan ke Filipina, Akhirnya dihibahkan ke PT KCJ dan diboyong ke Indonesia. Di Indonesia, dari formasi asli SF10 kemudian dirubah menjadi SF8, hal ini dilakukan dikarenakan sistem kelistrikan dan panjang peron yang belum mencukupi pada waktu ini. Lalu kemudian di tahun 2014 rangkaian 203-1F akhirnya diujicobakan menjadi rangkaian SF10, namun karena suatu hal akhirnya dijadikan SF8 kembali. Di tahun 2016, rangkaian 203-2F dijadikan SF12 dengan mengambil 4 kereta tengah dari rangkaian 203-1F. Dan sebelumnya, rangkaian 203-106F dijadikan rangkaian SF10 dengan juga mengambil 2 kereta tengah dari 203-1F pada bulan April 2017 yang lalu.