Pagi tadi di KA1931, secara tidak memungkinkan ikut KA 1927 dan apalagi ikut 1929 yang start awal SDM (Sudimara).
Masuk di RU (Rawabuntu) aja udah susah, ada seorang ibu-ibu yang berhasil kudorong agak masuk lebih dalam, si ibu sudah mengaduh-aduh.
Memasuki SDM (Sudimara)… Secara dorongan makin kencang (makin ketimuran makin kenceng karena mereka bangun tidur lebih siang & bisa aja sudah sarapan). Tak dihiraukan suara PPK dalam KRL serta Dita Amelinda (announser Sudimara) dan rekan dinesnya berkali-kali menyerukan “PENUMPANG yang TIDAK bisa naik DILARANG memaksakan diri !!!”.
Masih dengan usaha kuat untuk mendorong… Lalu… Mulai terdengar rintihan perempuan dipojok belakang arah pintu kiri yg tertutup. “Aduhhh… Aduhhh… Sudahhh…Sudahhh…. Sakitttt… Sakitttt… Ini yang di dalam sudah tergencet !!!” Rupanya perempuan itu tergencet di pojokan pintu, bisa terbayang bagaimana sakitnya 😥
Berkali-kali perempuan itu berteriak, dan semakin lemah suaranya.
Melihat dan mendengar hal itu, mulut ini tak bisa diam “orang SDM juga anehhh… Udah dikasi kreta masih aja maksain ikut kreta ini, jangan maksain… Kasihan itu orang !”.
Perempuan sebelahku nyletuk “mana ada Bu kreta dari sini… Biasanya saya naik dr CSK (Cisauk) ga sepadat ini !”.
“Ini hari Senin Bu… Ada kreta dari sini pas depannya ini. Itu kreta kan sebenarnya kreta Parung (PRP) tapi diminta orang SDM berangkat dari sini. Coba kalau itu kreta dari PRP (KA 1929)… Yang ini ga sepadat ini… Nahh orang SDM nya bilang “KEPAGIAN” kalau ikut kreta itu, jadi kretanya kopong… Aneh kan yg orang sini maksain masuk kreta ini ?”.
Bersamaan pintu tertutup dan KRL mulai jalan, ada seorang perempuan nyletuk “ini kreta umum bu, siapa aja boleh naik !”.
Kucari perempuan itu, ternyata si bulet yang sering ngrebut TD (Tempat Duduk) yang diberikan orang kepadaku dengan pantatnya yang mayan besar.
Dan dengan santai kujawab “kalau semua kreta umum bisa dinaikin semua orang, kenapa itu kreta SDM (1929) ga boleh dinaikin org RU ke kulon ?”.
Dan si bulet tak bisa berkata apa-apa, hanya diem sambil nunggu orang kasi TD yang tak kunjung datang hingga THB (Tanah Abang)… 😜
Dengan kejadian tadi pagi disaat roker RU (Rawabuntu) hingga PRP (Parungpanjang) selalu berjuang keras untuk masuk ke dalam KA 1927 Rangkasbitung – Tanah Abang atau KA 1931 Maja – Tanah Abang, saya jadi teringat proyek PERPANJANGAN PERON. Seperti diketahui bahwa antara KA 1927 dan KA 1931 ada KA 1929 pemberangkatan awal Sudimara. Padahal sesuai Gapeka 1 April 2017 KA 1929 tercantum pemberangkatan awal PRP. Sungguh sangat berat perjungan roker RU – PRP untuk bisa ikut KA 1927 dan 1931 yang semakin ke arah Timur akan semakin padat.
Beberapa waktu lalu sempat ada info bahwa KCI akan memberlakukan 12SF untuk beberapa rangkaian KRL lintas Greenline untuk jam-jam padat penumpang disaat rush hour pagi dan sore.
Namun dengan alasan banyak stasiun yang belum memiliki peron yang cukup untuk rangkaian 12SF, maka dilakukan pembangunan perpanjangan peron.
Seperti tampak di stasiun Palmerah, Jurangmangu dan Rawabuntu mulai dikerjakan perpanjangan peron. Roker Greenline mulai lega, namun kelegaan itu tak berlangsung lama dan mulai pupus dengan BERHENTI nya proyek perpanjangan peron stasiun-stasiun tersebut.
Hingga hari ini, Senin 04 Desember 2017 pembangunan perpanjangan peron lintas Greenline boleh dibilang MANGKRAK.
Tak ada lagi aktifitas pekerja untuk menyelesaikan proyek, dan seperti pada gambar diatas, lokasi calon peron baru terlihat mulai ditumbuhi rumput-rumput liar.
Mengingat semakin banyaknya pengguna KRL Commuterline dengan makin maraknya perumahan-perumahan baru yang tumbuh di Greenline, kami harapkan agara PT. KAI dan KCI mulai serius untuk menambah rangkaian KRL lebih panjang menjadi 12 SF untuk KRL yang lebih MANTJARLI dan Manusiawi.
hahaha rakus ya, sudah dikasi gerbong nyaman malah minta yg nyesakkkkkk
Mereka bilang “KEPAGIAN”.. harap maklum ya.. 🙂
Semoga bisa mendapat perhatian yang bijaksana dan serius dari PT. KAI dan KCI… SEMANGATTTT !!!!
berarti yang di perhatikan cuma stasiun maja yah…karena perpanjangan peron di stasiun maja sedang di kerjakan…berarti ada ketidakadilan yah di lintas greenline…padahal penumpang stasiun maja masih sangat sedikit kebanyakn org transitnya yg menuju rangkasbitung
Kalau bicara masalah keadilan sih aga-aga abu-abu yaa… lihat aja kasus KA 1929 yang sampai hari ini masi start awal Sudimara sementara roker Rawabuntu ke kulon harus berjuang keras ikut naik KA 1927 dari Rangkasbitung dan KA 1931 dari Maja yang ketika masuk ke Rawabuntu aja sudah susah, sementara KA 1929 yang start awal Sudimara kopong dan hanya nongkrong manis di jalur 2 Sudimara sejak jam 4 pagi… MUBAZIR kaaannn… ?