Entah ini kejadian kekerasan dalam KRL yang ke berapa kali saya dengar dan baca. Baik di media sosial maupun di media online.
Memang tak dapat dipungkiri, akhir-akhir ini makin marak dan banyaknya kekerasan yang terjadi dalam KRL Commuter Line.
Hal ini bisa dipicu karena makin meningkatnya jumlah pengguna KRL Commuter Line yang tidak seimbang dengan jumlah rangkaian yang dioperasikan oleh operator.
Gangguan Perka (Perjalanan Kereta) dengan ketepatan jadwal yang jauh dari ontime. Pengoperasian KA Barang dan KA Bandara yang memberikan dampak negatif dan seolah membunuh kelangsungan hidup KRL Commuter Line. Serta gangguan cuaca yang ekstrim mengakibatkan perjalanan KRL terkendala.
Semua hal tersebut semakin membuat orang gampang tersulut emosi dan melakukan apa saja sebagai bentuk pelampiasannya.
Beberapa hari lalu sempat salah satu roker senior Greenline memposting juga bahwa dirinya diinjak-injak kaki dan DIPUKUL punggungnya oleh seorang ibu dari Jurangmangu.
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=9Hi0sCVE_7E&w=640&h=360]
Masih heran dengan kasus pemukulan tersebut, kembali saya dibuat kaget dengan kejadian di Stasiun Duri. Ketika KRL Commuter Line tujuan BOO datang pada pukul 21.20 di stasiun Duri.
Saat pintu KRL terbuka ada seorang wanita dengan kekasihnya ingin naik di krl jurusan BOO tersebut. Seperti biasa jika KRL baru tiba dan buka pintu, terjadilah aksi dorong mendorong untuk berebut masuk terlebih dahulu. Tujuan utama agar mendapatkan tempat duduk.
Seperti roker lain yang saling mendorong, pasangan kekasih ini juga ikut dalam aksi tersebut. Sang wanita terdorong oleh bapak-bapak.
Karena wanita tersebut tidak terima di perlakukan kasar oleh si bapak yang mendorongnya hingga hampir terjatuh, terjadi lah keributan. Adu mulut antara wanita dan bapak yang merupakan si pelaku pendorongan.
Karena tidak terima, bapak itu menantang wanita tesebut. Hal ini yang membuat suasana tegang dan emosi.
Beruntunglah kejadian ini bisa dilerai oleh penumpang lain tersmasuk bantuan dari Walka yang sedang berdinas.
Catatan penting bagi PT. KAI dan KCI agar kejadian kekerasan dalam KRL tidak terulang terus menerus, hendaknya aparat keamanan selalu siap siaga baik dalam rangkian KRL maupun peron stasiun.
Semua dibuat tertib, aman dan nyaman.