Seven Eleven di Tokyo, Jepang (Foto : Google)
Jakarta, KMP News – Ada pemandangan yang berbeda dari Stasiun KRL Jabodetabek di kurung waktu selama beberapa minggu terakhir ini, pemandangan yang berbeda terdapat dari Gerai Seven Eleven (7-Eleven) yang ada di Stasiun KRL Jabodetabek, pasalnya gerai Sevel (sebutan untuk Seven Eleven) ternyata sudah tutup dan tidak melayani para pembeli setianya.
Menurut Corporate Secretary PT. Modern Putra Indonesia, Perusahaan yang menaungi Seven Eleven, Tina Novita yang Tim KMP News mengutip dari laman berita Detik Finance mengatakan, Alasannya Seven Eleven tutup di sejumlah tempat di beberapa daerah dan termasuk di Stasiun KRL Jabodetabek disebabkan karena pendapatnya yang menurun secara drastis karena situasi ekonomi yang saat ini sedang melemah, kemudian terdapat daya saing yang tinggi antar minimarket, serta melemahnya daya beli konsumen, sehingga perusahaan mengevaluasi kinerja toko yang tidak mencapai target untuk mengurangi biaya operasional.
Dan Tina menambahkan juga “Kebanyakan karena penjualan yang turun, karena di tahun 2015 kemarin, ekonomi Indonesia sedang tidak bagus kan, terus daya saing yang sangat tinggi, terus konsumen belinya rendah, jadi angkanya itu perfomanya menurun,” ujar Tina.
Selain itu terdapat penurunan penjualan yang diakibatkan karena larangan penjualan minuman beralkohol di minimarket oleh Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian, Peredaran, dan Penjualan Minuman Alkohol, yang aturannya tersebut sudah efektif per 17 April 2015 yang lalu.
Akibat penurunan penjualan dari larangan penjualan minuman beralkohol itu, dan menurunnya permintaan terhadap snack alias camilan, beberapa gerai Seven Eleven terpaksa ditutup karena tidak mencapai target penjualan. Penutupan toko tersebut untuk mengurangi kerugian akibat beban biaya operasional seperti membayar pajak, dan kewajiban membayar listrik dan sewa.
“Salah satunya minuman beralkohol itu dilarang jadi penjualannya berkurang, penurunan pembelian snack-snack seperti kacang-kacangan juga, dan sebagian karena untuk toko-toko yang performanya turun dia tidak bisa bayar listrik. Supaya kita tidak terlalu rugi banyak, mau tidak mau tutup,” ujar Tina.
Ia mengatakan ada juga sebagian toko yang masa sewanya habis tahun ini di tambah kinerjanya tidak sesuai target. Dengan begitu, perusahaan melakukan review atau evaluasi ulang sehingga menurutnya penutupan ini adalah hal yang wajar.
“Ada juga yang masa sewanya habis. Gerai tutup sudah dari 2015, itu sesuai strategi perusahaan, ada konsolidasi, kita me-review gerai-gerai yang performanya tidak baik, kalau itu untuk mengurangi biaya operasi,” ujar Tina.
jadi inget ketika lupa bawa bekel/sarapan,yg murmer ya nasi jago kennyangnya itu,10-15rb
Onigirinya… Praktis & dijamin higyenis lohhh… jd skrng mo beli apaan yaa ?