Sabtu, 15 Juni 2019 adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para anggota KMP@Cakruk. Hari ini KMPCakruk mendapat kesempatan emas dari PT. LRT Jakarta untuk melakukan uji coba bersama. Dengan waktu yang sangat singkat untuk melakukan persiapan setelah proses birokrasi, akhirnya kesempatan ini datang juga.
Semua anggota KMP@Cakruk menyambut gembira, walau sudah banyak anggota yang melakukan uji coba secara mandiri. Dan beberapa anggota yang akhirnya tidak bisa hadir karena urusan keluarga dan lain-lain.
Tentang Stasiun Velodrome Rawamangun
Uji coba kali ini dimulai dari stasiun Velodrome Rawamangun, sesuai dengan surat ijin yang diberikan PT. LRT Jakarta untuk KMP@Cakruk. Meski sedikit rancu untuk mencapainya menggunakan TransJakarta, namun kami bisa berkumpul sesuai waktu yang sudah ditentukan, jam 10.00 WIB .
Kerancuan yang dimaksud, jika bertanya kepada crew TransJakarta akan dijawab “turun halte Volodrome 1 !”.
Namun langsung diralat oleh rekan Kautsar yang telah terlebih dahulu sampai di stasiun Velodtome, “*UPDATE* Untuk Yang Mangikuti UCP LRT Jakarta, Naik TJ, Turunnya Di Halte Pemuda Rawamangun, Kemudian Jalan Kaki Ke Stasiun Veldrome, Lebih Deket, Terima Kasih, Atau Kalau Mau Turun Di Veldrome Juga Bisa, Nanti Masuknya Lewat, Sirkuit Sepeda”.
Stasiun LRT Velodrome, berdiri bersebelahan dengan gelanggang Velodrome Rawamangun. Merupakan arena balap sepeda bertaraf internasional yang sangat megah. Galanggang yang dibangun untuk mensukseskan SeaGames 2018 lalu tampak berdiri kokos dan megah. Dilengkapi dengan taman yang asri serta beberapa fasilitas olahraga outdoor seperti lapangan basket.
Untuk menggunkan LRT para calon penumpang harus naik ke lantai 2. Fasiltas yang tersedia :
- Eskalator 1 arah naik (tidak ada arah turun)
- Lift
- Tangga manual yang bisa digunakan untuk naik dan turun. Tangga ini tidak dilengkapi dengan sekat jalur naik dan turun.
Mengenal LRT Jakarta
Tim KMP@Cakruk disambut langsung oleh Kevin Kepala Stasiun Velodrome. Kepala Stasiun yang masih muda belia ini dengan ramah langsung memberikan penjelasan singkat.
“Terima kasih dan selamat datang di stasiun LTR Velodrome. Senang sekali saya bisa berjumpa dengan KMP@Cakruk, disini saya akan memberikan informasi secara singkat tentang LRT (Light Rail Transit”, begitulah Kevin dalam awal sambutannya.
Stasiun LRT terdiri dari 3 lantai, lantai 2 untuk peron dan lantai 3 akan diperuntukkan ruang komesial. Yang pasti ada makanan, untuk produknya belum ditentukan apakah produk lokal atau waralaba dari luar negeri.
Lantai 2 digunakan sebagai kawasan yang menunjang operasional LRT sendiri :
- Loket penjualan tiket
- Gate elektronik
- Peron LRT
- Platform screen doors (pintu kaca pelindung otamatis antara peron dan area rel LRT)
Rangkaian LRT Jakarta buatan Hyundai saat ini terdiri dari 3 kombinasi, 2SF (Set Formation), 4SF dan 6SF.
Banyaknya rangkaian dalam 1 set disesuaikan dengan banyaknya penumpang. Jika terlihat banyak penumpang, makan akan segera dikirim rangkaian 6SF dari dipo Pegangsaaan. Hal ini agar pengguna LRT merasa nyaman dalam perjalanan.
Walaupun nantinya LRT Jakarta akan dioperasikan secara remote, namun saat ini masih dijalankan secara manual. Untuk itu masih memerlukan masinis. Hingga sekarang LRT memiliki 50 masinis yang terbagi dalam 4 shift. Mereka akan berdinas secara bergantian selama 24 jam.
Ada yang berdinas untuk menjalankan LRT, ada yang sebagai cadangan jika masinis yang berdinas mendadak berhalangan, ada juga yang tugasnya hanya melangsir atau parkir rangkaian. Mirip seperti juru langsir di dunia KAI dan KCI.
Perjalanan Dalam LRT
Setelah memberikan informasi singkat, KMP@Cakruk dipersilakan untuk mencoba naik LRT.
Tak perlu antri di loket, karena sebagai tamu makan langsung diberikan kartu untuk masuk gate. Sesuai dengan permohonan, tersedia 30 kartu bagi kita.
Saat melintas gate dan diarahkan untuk naik LRT, mba Shanty Corporate Communication LRT Jakarta mendatangi kami.
Perkenalan singkat dan memberikan nomer kontak untuk dihubungi jika memerlukan informasi. Hmmm… harap maklum yaa, mba Shanti baru sibuk melayani wawancara untuk berbagai media.
Memang hari itu tampak banyak stasiun televisi yang mengadakan reportase. RCTI, Inews, MetroTV dan beberapa yang lainnya.
Tata cara dan selama dalam perjalanan LRT sama seperti pada moda angkutan umum lainnya :
- Tak boleh makan – minum dalam rangkaian
- Harus tetap tertib antri pada tempat yang telah disediakan
- Tidak boleh memaksakan diri, karena LRT akan selalu tersedia dalam 10 menit
- Dahulukan penumpang turun
- Dilarang membawa senjata tajam
- Dilarang membawa hewan
KMP@Cakruk diarahkan untuk naik di kereta 1 dengan formasi 4SF, “silakan naik, ini 4SF jadi agak longgar. Saya tidak bisa ikut selama perjalanan karena sibuk sekali, mohon maaf. Nanti setelah balik lagi kita bisa bertemu kembali disini !”, begitu arahan kepala stasiun Velodrome.
Memasuki rangkaian LRT ingatan akan langsung tertuju pada MRT Jakarta. Tempat duduk plastik melamin menjadi pilihan LRT Jakarta, hal ini untuk mempermudah perawatan. Tak seperti rangkaian KRL Commuter Line yang berupa sofa.
Hand grip atau pegangan tangan seragam dalam warna kontras merah maroon dan kuning untuk hand grip yang berada di seputar pintu.
Tersedia kursi prioritas berwarna abu-abu pada ujung-ujung rangkaian di belakang kabin masinis. Serta space bagi penguna kursi roda di area bordes (sambungan kereta).
Nah… sangat disayangkan karena stiker-stiker penanda untuk peumpang prioritas belum terpasang.
LRT Jakarta hanya memiliki 5 stasiun pemberhentian yaitu : Velodrome, Pacuan Kuda, Pulomas, Pegangsaan 1. Stasiun
Pegangsaan 2 yang merupakan Dipo LRT dan saat ini belum dioperasikan karena masih dalam tahap pembangunan.
Suasana dalam LRT tak berbeda jauh dengan KRL dan MRT, karena masih dalam tahap uji coba maka tak jarang para penumpang melihat-lihat fasiltas yang ada dan kegiatan foto-foto.
Setiap stasiun LRT berhenti hanya 2 menit.
Karena hanya 5 stasiun,maka sampailah di stasiun akhir Pegangsaan.
Semua penumpang dipersilakan untuk turun, kecuali awak media yang sedang melakukan liputan langsung.
Sembari menunggu LRT arah balik, kami sempatkan meninjau ruangan yang ada di stasiun Pegangsaan. Tak seluas stasiun Velodrome, stasiun ini hanya terdiri 2 lantai dengan area komersial yang tak luas. Dan standar stasiun ada toilet dan mushola.
Arah balik Pegangsaan – Velodrome terasa lebih longgar, tak banyak penumpang yang berada di dalam LRT jadi kami bisa duduk nyaman.
Sampai di stasiun Velodrome KMP@Cakruk tak lupa pamitan dan foto bersama Kepala Stasiun yang SANGAT SIBUK.
Terima kasih LRT Jakarta, nantikan kami dalam kunjungan berikutnya yaa… 🙂
Dokumentasi foto : Iqbal, Kautzar