Lanjutan Cerbung Commuterline Love Story : Episode 31
Taksi yang dinaiki Annisa tiba di area luar stasiun Manggarai. Jarwo yang sudah menunggunya sedari tadi menghela nafas lega. Akhirnya, Annisa tiba juga di stasiun Manggarai. Setelah Jarwo membayarkan argo taksi, dia pun langsung meminta Annisa untuk melangkah menyusuri koridor yang menghubungkan ke area mesin tap in stasiun. Annisa dan Jarwo jalan tidak beriringan. Annisa di depan sementara Jarwo di belakangnya. Formasi seperti itu disengaja, karena Jarwo harus menginformasikan hand talky (HT) kepada Deva Mahendra sang pembawa acara reality show “Lamaran”, bahwa Annisa sang target sedang menuju ke tempat lokasi penembakan.
Ya. Waktunya akhirnya datang juga. Hari ini adalah hari di mana Dhandy Ardiansyah akan nembak Annisa Azzahrah perempuan yang dicintainya melalui acara reality show yang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum Dhandy berangkat ke Kyoto Jepang. Dan hari ini shooting acara reality show lamaran edisi stasiun Manggarai segera dimulai. Semua kru acara dan pihak stasiun Manggarai sudah sama-sama mengetahui bahwa hari ini akan ada shooting reality show.
“Mas Deva monitor Mas Deva. Annisa sang target sedang menuju ke tempat mesin tap in. Siap-siap semuanya ya.”
“86, dicopy Mas Jarwo. Laksanakan.” Usai mendapat jawaban dari Deva Mahendra sang punya acara, Jarwo pun langsung menyembunyikan kembali HT-nya di balik bajunya. Setelah itu Jarwo mulai menjejeri langkah Annisa.
Dan ketika Annisa beberapa saat lagi akan menghampiri pintu tap ini, dia bertemu dengan seorang perempuan seperti peri, cantik sekali. Plus dengan tongkat ajaibnya. Kemudian perempuan itu memberikan sebuah kertas terlipat warna Pink.
“Apaan ini Mbak. Buat saya?” Annisa tak mengerti, namun tangannya tetap menerima kertas itu.
“Dibuka aja ya Mbak. Ada sesuatu di dalamnya. Silakan.”
Tanpa menunggu waktu lama, Annisa pun membuka liputan kertas itu. Kemudian membaca isi yang ada di dalamnya.
Perempuanku… terkadang cinta itu memang sulit untuk dimengerti. Namun setelah mengenalmu, mencintai itu sangat mudah. DA.” Annisa melipat kembali kertas itu sambil tersenyum bingung. Ada apa sebenarnya. Apa maksud dari semua ini. D.A. Siapa D.A. Annisa belum bisa berpikir apa-apa.
“Mas Jarwo, ada apa sih ini. Saya benar-benar nggak ngerti Mas.” Annisa nampak masih kebingungan.
“Jangan dipikirin dulu Nissa, ayo jalan saja. Nanti juga kamu akan tahu.”
Annisa pun mengikuti instruksi dari Jarwo. Namun ketika dia akan melakukan tap in, dia lupa belum membeli tiket. Akhirnya Annisa pun bermaksud untuk membeli tiket. Namun belum sempat dia melangkah ke loket, seorang perempuan berpenampilan seperti peri lagi, memberikan dia sebuah kartu seperti tiket commuterline.
“Ini tiketnya Mbak, sudah ada yang membelikan.”
Jelas saja Annisa bingung lagi. Datang lagi perempuan seperti peri memakai tongkat ajaib plus sayap di kedua punggungnya memberikan dia tiket kereta plus dengan selembar kertas lagi yang dilipat. Annisa pun segera membukanya.
“Perempuanku, cinta itu terkadang bikin ribet. Namun aku akan berusaha memudahkannya untuk kamu. D.A.” Usai membaca pesan di kertas kecil itu, Annisa kembali dibuat tersenyum-senyum. Hmmm. Sepertinya ada yang aneh. Terlebih setelah Annisa melihat, di dalam pintu tap in sana ada kameraman plus dengan kameranya, sedang fokus men-shootnya dari kejauhan. Annisa baru menyadari hal itu. Astagfirullahaladzim.
“Koq ada kamera segala sih Mas Jarwo. Ada shooting apaan sih?” Annisa bertanya bingung kepada Jarwo.
“Udah, nggak usah dipedulikan. Ayo masuk. Tap in sekarang.”
BERSAMBUNG ke episode berikutnya…
Hak Cipta Milik : Fakhrul Roel Aroel Hidayat