Setelah libur akhir tahun yang cukup panjang, tentu pekerjaan di kantor sangat menumpuk. Beruntung bisa segera diselesaikan dengan cepat.
Hmmm… semua beres dengan rapi, dan waktunya untuk bersantai… 🙂
Sambil menikmati secangkir teh, mulailah membuka album kenangan liburan mudik ke Djokjakarta.
Sejenak mata melihat satu persatu foto kenangan, dann… lama menatap foto kenangan bersama Humas DAOP 6 Djokjakarta, Pak Eko Budianto.
Nahh… saatnya membongkar oleh-oleh dari Djokja ini 🙂
Maksud hati ingin berkunjung ke Lempuyangan setiba di Djokja, apadaya cuaca tak bersahabat. Hujan mengguyur kota gudeg itu beberapa hari, malas untuk keluar rumah dan memilih bercengkerama bersama keluarga di rumah.
Setelah cuaca bersahabat, godaan baru muncul lagi, diajak jalan-jalan bersama keluarga.. siapa yang bisa menolak :p
Akhirnya pada Kamis 28 Desember 2017 yang sedikit mendung bergeraklah ke Lempuyangan. Beruntung jalanan tidak terlalu macet. Begitu sampai di kantor DAOP 6, langsung bertanya ke satpam. Dipersilakan langsung ke gedung sisi kanan, bertuliskan HUMAS.
Setelah mengetuk pintu dan belum sempat dibukakan, tim KMP@Cakruk membuka sendiri pintu Humas. Barulah om Solikhin menyambut dengan senyum lebarnya :
“Silakan, ada yang bisa dibantu bu ?”, dan kami jawab “mau bertemu pak Eko”.
“ohh… dari mana ya ?” lanjut om Solikhin sambil mengajak kami ke ruang pak Eko.
“kami dari KRLMania Perjuangan, yang sudah berjanji akan berkunjung ke Humas DAOP 6”.
Pak Eko yang sedang berada diruangan menyambut kami dengan ramah “lohhh… kokkk… saya pikir laki-laki ?” kami pun tertawa bersama “biasanya yang berminat dengan perkeretaapian laki-laki, lah kok jebul saya salah ya ?”, hahahha…
Perbincangan yang akrab, pak Eko menjelaskan bahwa tidak lama lagi di Djokja akan dioperasikan juga KRL, seperti halnya di Jabodetabek. Menggangtikan KRD Pramex yang saat ini sudah mencapai titik jenuh. “Dengan penumpang 10.000 – 13.000 / hari rasanya Pramex sudah overload, kasihan penumpangnya”, papar pak Eko.
Karena sudah terlalu padat dan pelayanan yang dirasa kurang sempurna, ternyata pengguna Pramex yang juga disebut Pramexer juga sering melayangkan protes.
Protes Pramexer dirasa lebih keras dibandingkan dengan protes para roker KRL, lanjut pak Eko.
Namun pak Eko cukup mengerti dan memahami “ya, kami terima protes mereka, kalau kami memang belum bagus ya harus terima dikritik. Toh itu juga untuk perbaikan, untuk memicu kami memberikan yang lebih baik !”.
Pak Eko juga menjelaskan, melihat animo dan kebutuhan pengguna Pramex, PT. KAI tidak menutup mata bahwa akan segera diadakan KRL pengganti Pramex.
Diharapkan tahun 2019-an sudah bisa jalan KRL untuk lintas Solo – Djokja – Kutoarjo.
“Semua untuk masyarakat, PT. KAI akan terus berusaha memberikan yang terbaik, termasuk mempercepat beroperasinya KRL di DAOP 6 ini”, pak Eko menutup perbincangan kami, karena sudah mendapat panggilan dinas untuk segera menuju posko Nataru (Natal dan Tahun Baru) di stasiun Tugu Djokjakarta.
“Salam untuk semua anggota KRLMania Perjuangan, kami tunggu kunjungan selanjutnya !”.
Terima kasih pak Eko untuk sambutannya yang sangat ramah dan bersahabat, kami tentu tak akan segan kembali berkujung ke humas DAOP 6 Djokjakarta.
Dokumen Foto : Wikipedia