Apa Kabar Raja ?

Rangkas Jaya

Nasib Sang Raja

Masih ingat dengan tagar #HAPUSKAN_RAJA ? Setelah tereliminasi oleh KRL Commuter Line, bagaimanakan nasib sang Raja ?
Tim KMP merasa punya kewajiban untuk tetap menyapanya, KA Rangkas Jaya yang sekarang berubah menjadi KA Lokal Rangkasitung – Merak.

Dengan tiket seharga Rp. 3,000,- maka kita bisa menikmati perjalanan dari Rangkasbitung – Merak, dengan pilihan jadwal sebagai berikut :

Rangkasbitung – Merak
03.50
07.45
09.05
12.45
14.35
20.00

Merak – Rangkasbitung
05.00
06.30
10.20
11.45
15.35
17.20

Minggu, 28 Mei 2017, Tim KMP mencoba kembali perjalanan sang Raja menuju stasiun Tonjong Baru (TJOB). Mengapa tidak sampai Merak ? Karena keterbatasan waktu yang sudah lumayan siang dan keinginan kami untuk menyambangi sahabat KMP yang sekarang bertugas di stasiun tersebut.

Berangkat dari Rangkasbitung pada detik-detik terakhir peluit sinyal hijau berbunyi, 12.44 waktu Rangkasbitung.
Perjalanan yang SANGAT NYAMAN, karena masih dengan interior seperti rangkaian Rangkas Jaya, sejuk dingin didukung cuaca yang mendung, tidak membuat perjalanan yang lumayan jauh dan lambat untuk ukuran laju kereta.
Masi dengan format Tempat Duduk 2 – 3, setiap kursi hanya berisi 1 orang, atau 2 orang untuk yang membawa balita.
Terlihat penumpang yang saat ini sedang menjalankan ibadah puasa, menghabiskan waktunya dengan tidur selonjor di masing-masing bangku yang seharusnya berisi 3 orang.
Hmmm… sempat tim KMP berpikir, apakah KAI tidak merugi ?

Sampai di Tonjong Baru sekitar pukul 2 sore, dan disambut oleh om Hanif sang PPKA TJOB.
Kami harus meloncat dari atas kereta karena kami berada di gerbong 5 yang tidak tersedia peron. Peron hanya tersedia untuk gerbong 2-3.

Stasiun mungil nan cantik ini berlatar belakang sebuah bukit kecil dan dikelilingi area persawahan yang hijau membuat mata menjadi sangat segar.
Angin bertiup sepoi-sepoi diiringin suara kodok dan serangga sawah. Masih banyak capung, tawon dan tampak burung bangau putih dan hitam bergerombolan terbang dan sesekali hinggap di area persawahan.
Dari jauh tampak juga crane peti kemas yang ada di pelabukan.
Sungguh suatu pemandangan yang asri dan menarik untuk menghilangkan penat setelah bekerja.

Tonjong Baru memiliki 3 jalur rel, namum yang aktif dipergunakan adalah jalur 2. Semula stasiun ini dipersiapkan sebagai stasiun angkutan barang bukan sebagai stasiun angkutan penumpang.
Tak heran jika fasilitas untuk penumpang sangat minim, hanya ada 1 bangku di ruang tunggu yang mampu untuk duduk 4 orang. Dan belum tersedianya toilet untuk umum.

Saat KMP ingin ke toilet, kami harus melalui ruang PPKA dan dapur yang bersih dan kondisi toilet pun sangat terawat dan bersih. Tak heran karena di Tonjong Baru selain ada 1 Kepala Stasiun, 1 PPKA, 1 PKD, 1 tenaga ticketing ada juga 1 tenaga cleaning service.

Tak bosan-bosannya KMP berkeliling dan mondar-mandir seputar stasiun, bahkan KMP Junior sempat bermain petak umpet karena saking banyak tempat yang bisa dipergunakan sebagai tempat bersembunyi, hahaha 🙂

Di sisi Barat gedung utama tampak ada 1 unit Mainframe server yang cukup besar, yang semula kami kira adalah genset power supply saat aliran listrik padam.
Mainframe server tersebut diperlukan untuk mengatur persinyalan yang ada.

Sambil terus berbincang dengan om Hanif, kami terus menikmati suasan alami di Tonjong Baru. Ada keinginan untuk mancing saat kami lihat ada kolam kecil “ini dulunya rawa, lalu dibersihkan dan jadilah kolam ikan ini, tapi ikannya masih kecil-kecil, kemarin baru ditebar bibit Nila dan bawal” kata om Hanif.
Sedikit kecewa mendengarnya… batal mancing.

Dari arah dapur tercium aroma opor ayam, “ada yang masak ?” tanya KMP. “yaa.., kami masak disini karena tidak ada warung makan” sahut om Hanif.
Nahh… untuk yang ingin bertandang ke Tonjong Baru, JANGAN LUPA BAWA BEKAL yaaa…
Karena stasiun ini jauh dari pusat kota, dan tidak dilaluli angkutan umum atau angkot. Untuk naik angkot harus naik ojek terlebih dahulu.

Wisata sekitar Tanjong Baru, adalah cagar budaya Kerajaan Banten, Makan Sultan Hasanuddin dan makam Sultan Ageng Tirtayasa.
Akan lebih mudah dijangkau dengan angkutan umum dari stasiun Karangantu – 1 stasiun sebelum Tonjong Baru dari arah Rangkas Bitung.

Wahhh, tak terasa waktu sudah sore dan terdengar announcer memberikan info bahwa KA Lokal Rangkasbitung akan segera masuk di jalur 2.
Terima kasih om Hanif & crew, dilain waktu kami kita bertemu dengan rombongan baru… 🙂

Sepanjang perjalanan merenungkan, stasiun yang jauh dari keramaian tapi dilengkapi dengan fasilitas canggih dan tempat yang dibuat bersih dan cantik, langsung terpikir… #sisa-sisa_rezim_Jonan

*Foto : Dok Wikipedia, Tim KMP dan crew TJOB
**Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang hebat yang mengabdi & melayani negri : crew Raja, crew TJOP dan Pak Jonan

2 thoughts on “Apa Kabar Raja ?”

  1. Makanya… ayooo gabung om Toms, makin banyak orang kan makin seru 😉
    Kemarin sekalian napak tilas jejak-jejak pa’d Jonan, secara konon kabarnya pas jadi KAI-1 sering ikut aplusan jaga kandang di stasiun Merak.
    Pasti Pa’d Jonan sering melintasi daerah TJOB, bener-bener pejabat yang memperhatikan bawahannya… mana ada stasiun terpencil tapi rapi. bersih & modern begitu… #ada_yang_lebih_memanusiakan_manusia_selain_Jonan… ????

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *