Bancikan Rangkasbitung Belum Terealisasi

Bancikan Rangkasbitung

1 April 2017 lalu Commuter Line (CL) Jabodetabek secara resmi mulai beroperasi melayani rute Rangkasbitung-Tanah Abang PP. Lintas sepanjang 72,769 kilometer ini adalah lintas terpanjang di jalur pelayanan Commuter Line di Jabodetabek, memerlukan waktu sekitar dua jam perjalanan untuk menempuhnya. Salut untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk perwujudan komitmen pelayanannya di lintas ini.

Sangat disayangkan perwujudan komitmen besar ini sedikit “ternodai” dengan kurangnya satu hal kecil, yaitu kurangnya “bancikan” atau “peron non-permanen” untuk memudahkan turun-naik penumpang di Stasiun Rangkasbitung, mengingat jarak bibir lantai pintu CL dengan lantai stasiun cukup tinggi, sekitar satu meter, yang pasti merepotkan dan membahayakan bagi anak-anak, lansia, perempuan, kaum difabel, bahkan juga penumpang umum yang sepintas tampak tanpa keterbatasan, untuk turun dan naik CL. Belum lagi bila penumpang membawa banyak barang bawaan. Tak ada pilihan, penumpang harus “melompat” untuk bisa turun dari CL, dan “memanjat” untuk naik ke CL. Aktivitas turun-naik CL menjadi kegiatan yang sangat sporty bagaikan latihan out bond.

Saat awal peluncuran, pihak PT. KCJ telah berjanji untuk melengkapi kekurangan fasilitas di Stasiun Rangkasbitung, salah satunya adalah “bancikan”. Berikut adalah link berita dari media online terkait janji tersebut:

Merujuk uraian pada pemberitaan tersebut, bancikan akan tersedia lengkap di Stasiun Rangkasbitung “dua bulan setelah 1 April 2017” atau “Mei 2017”.

Namun dalam pantauan kami, hingga pertengahan Juni 2017 ini bancikan tersebut belum tersedia lengkap di semua posisi pintu CL.

Kami bertanya-tanya, apakah harus menunggu jatuhnya korban atau kejadian fatal untuk merealisasikan bancikan di Stasiun Rangkasbitung ?

*Opini : Puji Harto & Christiana Erna

**Gambar : Dokumentasi KMP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *