G30S/KMP : Gerakan 30 September 2017 dari KMP

G30S/KMP : Gerakan 30 September 2017 dari KMP

Menyikapi semakin banyaknya keluhan dari roker (rombongan kereta) akibat hancurnya Perka (Perjalanan Kereta) di lintas Grrenline dan semakin langkanya feeder dan sweeper antara petak Angke – Tanah Abang – Manggarai, maka KMP@Cakruk merasa perlu untuk melakukan suatu gerakan.
Setelah berdiskusi dalam Tim, maka KMP@Cakruk memutuskan untuk mulai melakukan gerakan 30 September 2017 dari KMP yang diawali dengan mendatangi Kepala Stasiun Tanah Abang.
30 September 2017, hari Sabtu siang sekitar pukul 15.00 setelah menyelesaikan agenda acara “KMP Bertandang ke Balai Yasa Manggarai” Kloter 2, tim KMP@Cakruk mengetuk pintu Kepala Stasiun Tanah Abang.

Setelah melalui prosedur yang cukup lama, karena adanya pergantian jaga kawal PKD stasiun. Akhirnya Tim KMP@Cakruk berhasil mesuk ke ruang Kepala Stasiun Tanah Abang, sempat diintrogasi oleh PKD di gate masuk “mau bahas apa ketemu pak KS ?” dan kami jawab santai “kepooooo… ! takut ya dilaporin… ?”, hahaha 🙂
Pak Cahyono yang baru berdinas sekitar 4 bulan di Tanah Abang menyambut ramah kedatangan Tim KMP@Cakruk.

Setelah beramah tamah dan perkenalan, Tim KMP@Cakruk mengutarakan maksud kedatangan untuk bersilaturahmi dan membahas beberapa hal, seperti :

  • Semakin hancurnya perka Greenline KRL berjalan tidak sesuai jadwal Gapeka, ada yang lebih pagi dan banyak yang delay.
  • Waktu yang cukup lama untuk KRL Greenline memasuki Tanah Abang dari arah Palmerah jika pagi hari dengan alasan “MENUNGGU ANTREAN” padahal setelah masuk ke Tanah Abang TIDAK ADA satupun kereta yang parkir di jalur 5-6 dan KRL dari Palmerah TIDAK BERPAPASAN dengan kereta/KRL lain.
  • Mohon perhatian khusus pada hari Senin dan Kamis yang perka selalu hancur dengan alasan adanya KAJJ yang terparkir/stabling di jalur 5 – 6 stasiun Tanah Abang. (Penumpang di hari Senin & Kamis paling padat).
  • Sering adanya lokomotif yang berjalan menggunakan jadwal KA 1931 yang berakibat delaynya KA 1931, perlu diketahui KA 1931 mempunya jeda waktu yang cukup lama untuk stasiun Rawabuntu ke arah Barat karena KA 1929 start awal Sudimara. Bisa dibayangkan jika jeda waktu normal KA 1927 – KA 1931 adalah 20 menit, jika ada loko menjadi sekitar 30 menit bisa dibayangkan seperti apa penumpukan penumpang di stasiun Rawabuntu ke Barat.
  • Langkanya feeder/sweeper Angke – Manggarai dia pagi hari dan Manggarai – Angke di sore hari.
  • Tidak ditunggunya penumpang transit dari peron 5-6 ke peron 2-3 jika pagi dan sebaliknya jika sore hari. Mengingat jeda antara feeder/sweeper cukup lama.
  • Proses transit penumpang yang akan berpindah peron dan keluar/masuk area stasiun lebih tertib dan tidak brutal.

Menanggapi hal tersebut diatas, pak Cahyono memberikan keterangan singkat yang bagi tim KMP@Cakruk belum juga memuaskan, namun pak Cahyono berjanji untuk lebih konsentrasi memantau perka dengan seringnya meninjau ruang PAP dan akan berusaha mentertibkan alur penumpang di stasiun Tanah Abang.
Kepala Stasiun tersebut juga meminta Tim KMP@Cakruk untuk sering juga mampir dan mengingatkan kepada tim PAP jika ada hal kurang tepat, walau sudah dilakukan juga selama ini.

Mari kita tunggu perubahan yang akan dilakukan pak Cahyono agar stasiun Tanah Abang lebih bersahabat, tertib, rapi dan semua Perka yang melalui stasiun Tanah Abang Mantjarli, Aman Lantjar dan Terkendali.

 

Dokumentasi Foto : Paparozji… 😉

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *